Logo Header Antaranews Jateng

Misi Kemanusiaan Itu Berakhir Dengan Kedukaan

Senin, 3 Juli 2017 21:31 WIB
Image Print
Petugas mengusung jenazah para korban helikopter Basarnas yang jatuh di Temanggung usai menjalani upacara militer di Bandara Ahmad Yani Semarang, Senin (3/7) (Foto: ANTARAJATENG.COM/ I.C.Senjaya)
Temanggung, ANTARA JATENG - Kawasan perbukitan di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang semula suasananya tenang, tiba-tiba dikejutkan dengan jatuhnya helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Tengah pada hari Minggu (2/7).

Kecelakaan helikopter di Tebing Mloso, Gunung Butak tersebut bukan hanya menjadi perhatian warga sekitar, melainkan juga menarik perhatian sejumlah media nasional, baik cetak maupun elektronik.

Helikopter nahas tersebut berisi delapan orang termasuk pilot, semua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kedelapan korban tersebut, yakni empat orang awak pesawat dari angkatan laut, yakni Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) II Solihin, Serka MPU Hari Harsono, dan Peltu LPU Budi Santoso.

Berikutnya, empat orang dari Kantor SAR Semarang, yakni Maulana Afandi, Nyoto Purwanto, Catur, dan Budi Resti.

Berdasarkan kesaksian Rozin, warga Desa Canggal, yang sempat ke lokasi jatuhnya helikopter di Gunung Butak tersebut, pesawat terbelah menjadi dua bagian besar.

Sebelum kejadian, dirinya sempat menyaksikan helikopter warna oranye terbang di atas desa. Beberapa saat kemudian, terdengar suara gemuruh dan benturan keras.

"Sejumlah warga termasuk saya berusaha mencari ke lokasi suara benturan keras tersebut, ternyata helikopter jatuh setelah menghantam tebing," katanya.

Rozin menuturkan bahwa helikopter tersebut terbelah menjadi dua bagian.

Pada kesempatan pertama tersebut, dirinya melihat ada dua orang tergeletak di lokasi jatuhnya pesawat.

"Warga tidak berani mendekat karena ada bunyi seperti alarm dari helikopter tersebut," kata Rozin.

Ia mengatakan bahwa pada saat sampai di lokasi kejadian sekitar pukul 17.30 WIB. Beberapa waktu kemudian, turun lagi ke desa.

Menurut dia, saat helikopter melintas di atas desanya kondisi cuaca di daerah tersebut mendung dan berkabut tebal.

Beberapa saat kemudian setelah kecelakaan tersebut, kata Rozin, pihak TNI, Polri, BPBD Temanggung, dan para sukarelawan berdatangan menuju lokasi untuk mencari dan melakukan evakuasi terhadap para korban.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono mengatakan bahwa tim gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak delapan korban jatuhnya helikopter Basarnas.

Semua jenazah langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah, untuk dilakukan identifikasi.

"Korban terakhir yang berhasil dievakuasi sekitar pukul 02.00 WIB adalah pilot helikopter Kapten Laut Haryanto," kata Agus Sudaryono.

Helikopter yang berisi empat orang dari Basarnas dan empat awak helikopter terdiri atas pilot, kopilot, dan dua teknisi tersebut rencananya bertolak ke Banjarnegara untuk membantu evakuasi korban letusan Kawah Sileri di kawasan Dieng.

Menurut dia, secara umum evakuasi berjalan lancar meskipun ada beberapa korban yang terjepit dan perlu peralatan khusus untuk mengevakuasinya.

"Evakuasi bagi korban terjepit tidak menggunakan alat pemotong atau gergaji untuk mengangkatnya karena dikhawatirkan timbul percikan api, padahal masih banyak avtur. Oleh karena itu, diperlukan alat khusus," katanya.

Ia mengatakan bahwa medan untuk evakuasi relatif cukup berat, dari posko hingga lokasi kejadian memerlukan waktu 1,5 hingga 2 jam perjalanan.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono mengatakan bahwa penyebab jatuhnya helikopter Basarnas belum diketahui secara pasti dan perlu penyelidikan untuk mengungkapnya.

Ia menuturkan bahwa evakuasi para korban melibatkan petugas gabungan yang berasal dari Basarnas, BPBD Temanggung, TNI/Polri, dan para sukarelawan.

Kepala Basarnas Semarang Agus Haryono menuturkan bahwa heli itu pangkalannya di Lanud Juanda. Sebelumnya, heli tersebut membawa sejumlah wartawan dari tol Brebes ke Gringsing pantau arus balik Lebaran 2017.

Menurut dia, helikopter itu dalam kondisi normal. Sebelumnya, juga ditumpangi rombongan Menteri Perhubungan memantau arus mudik Lebaran.

"Helikopter tersebut relatif masih baru, rakitan tahun 2015," katanya.

Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas Ivan Ahmad mengatakan bahwa sebenarnya para korban sedang menjalankan tugas di tol Brebes dan Gringsing dalam rangka pemantauan maupun bersiaga pada masa arus balik.

"Berhubung mendengar ada informasi terjadi letupan di Kawah Sileri Dieng, kemudian mereka berencana melaksanakan pemantauan dan evakuasi korban karena semula informasi ada puluhan korban di sana. Maka, wajib membantunya," katanya.

Guna mengungkap penyebab kecelakaan, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan helikopter tersebut.

Tim KNKT yang terdiri atas dua orang tersebut mendatangi posko evakuasi di Desa Canggal untuk memeriksa kotak hitam pesawat helikopter yang telah ditemukan oleh tim gabungan saat evakuasi korban.

Setelah itu, tim KNKT yang tidak mau memberikan keterangan pers tersebut juga menuju lokasi jatuhnya heli bersama beberapa personel Basarnas dan Polres Temanggung.

Upacara Militer

Pada hari Senin, delapan jenazah korban helikopter Basarnas Jawa Tengah dilepas dengan upacara militer di Pangkalan Udara TNI Angkatan Darat (Lanumad) Bandara Ahmad Yani Semarang. Upacara pelepasan jenazah itu dipimpin oleh Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI M. Syaugi.

Hadir dalam upacara tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Kapolda Irjen Pol. Condro Kirono.

Gubernur Ganjar dalam sambutannya menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya para pejuang kemanusiaan itu.

"Mereka tim yang solid, memiliki semangat yang tidak pernah selesai," kata Ganjar.

Kru heli dan personel Basarnas tersebut disiagakan di pintu keluar tol Gringsing, Kabupaten Batang, selama arus mudik dan balik Lebaran.

"Belum sempat beristirahat membantu arus mudik dan balik, mereka harus bergerak ke Dieng," katanya.

Sementara itu, jenazah para korban tersebut diangkut melalui jalur darat serta udara untuk dipulangkan ke rumah duka.

Sebanyak tiga jenazah tujuan Sidoarjo diangkut dengan menggunakan dua pesawat, sementara lima jenazah lainnya diangkut dengan melalui jalur darat.



Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025