Logo Header Antaranews Jateng

Cak Nun Ajak Masyarakat Saling Menghormati

Rabu, 12 Juli 2017 16:41 WIB
Image Print
Cak Nun bersama GM PLN Distribusi Jateng dan DIY Agung Nugraha saat acara Halal Bihalal di Lingkungan PLN Distribusi Jateng dan DIY (Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita Widiastuti)
Semarang, ANTARA JATENG - Budayawan Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun mengajak masyarakat, termasuk di lingkungan keluarga karyawan PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY untuk saling menghormati antarsesama.

"Sekarang ini sebagian masyarakat kita sibuk dengan kebenaran dan kebaikan masing-masing tetapi di situ tidak ada nikmat dan kebahagiaan," katanya pada acara Halalbihalal Lingkungan PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY di Halaman Kantor PLN Jatingaleh, Semarang, Rabu.

Ia mengatakan yang terpenting adalah niat baik masing-masing individu ketika melakukan sesuatu, termasuk beribadah.

"Tidak perlu menyamakan dengan Rasulullah {kecuali meneladani, red}, karena kita tidak tahu bagaimana kehidupan Rasulullah pada saat itu. Di sini Allah akan melihat hatinya masing-masing," katanya.

Ia mengatakan jika zaman dahulu Indonesia kaya mulai dari budaya hingga ekonomi, justru saat ini masyarakat memiskinkan diri sendiri.

"Masyarakat memiskinkan diri secara agama, budaya, memiskinkan diri secara politik sehingga akhirnya berselisih hingga saat ini," katanya.

Menurut dia, agama tidak pernah mengajarkan untuk saling mencela dan menyalahkan. Ia mengatakan agama adalah ranah manusia dengan Tuhan-nya masing-masing.

"Kewenangan Tuhan-lah yang akan memberikan amal sesuai ibadah dan perbuatannya, yang terpenting sebagai masyarakat Indonesia dengan budaya tinggi harus bisa saling hormat menghormati dan tidak saling menjatuhkan," katanya.

Sementara itu, mengenai rasa nikmat dan bahagia yang disinggung oleh Cak Nun pada ceramah tersebut, GM PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY Agung Nugraha mengatakan dari awal dirinya duduk menjadi petinggi di kantor tersebut, hanya satu instruksi yang diberikan kepada para bawahan yaitu agar selalu bahagia.

"Dengan rasa bahagia maka apa yang dilakukan akan lebih baik. Kalau kita menghabiskan waktu untuk hal jelek maka akan rugi sendiri," katanya.

Ia mengatakan bahagia merupakan wujud syukur. Dengan rasa tersebut, pekerjaan yang dihasilkan akan lebih baik.

"Bahagia adalah wujud dari syukur, mensyukuri pekerjaan yang kita lakukan. Makanya kami mengajak seluruh pegawai untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan kewajibannya, kalau asal-asalan itu adalah pengkhianatan," katanya.


Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024