SPBU jalur wisata diimbau sediakan BBK kemasan
Jumat, 22 Desember 2017 06:59 WIB
"Khusus untuk SPBU yang berlokasi di jalur wisata terutama yang tidak memiliki BBK (bahan bakar minyak nonsubsidi, red.) memang kami minta untuk menyediakan BBK dalam kemasan," kata Sales Eksekutif Retail BBM Rayon V Pertamina MOR IV Warih Wibowo saat temu media yang diprakarsai Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Kamis.
Ia mengatakan BBK dalam kemasan itu terdiri atas pertamax turbo, pertamax, pertalite, dex, dan dexlite.
Menurut dia, penyediaan BBK dalam kemasan itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi bahan bakar tersebut di jalur wisata seiring dengan banyaknya kunjungan wisatawan pada masa liburan akhir tahun.
"Pada masa liburan akhir tahun ini, kami tidak menyiagakan motoris namun bagi SPBU di jalur wisata diminta untuk menyediakan BBK dalam kemasan khususnya bagi yang belum punya dex dan dexlite," tegasnya.
Warih mengatakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan permintaan terhadap BBM pada liburan akhir tahun diprediksi akan berlangsung mulai H-3 Natal atau pada 22 Desember hingga H+2 Tahun Baru atau pada 2 Januari 2018.
Pada masa puncak liburan akhir tahun ini, kata dia, konsumsi terhadap pertalite dan pertamax diprediksi meningkat hingga 30 persen.
Akan tetapi, jika dihitung berdasarkan rata-rata bulanan, khususnya Desember, kenaikannya dalam dua tahun terakhir berkisar 10-14 persen.
"Angka 30 persen itu dihitung dari Natal hingga Tahun Baru," katanya.
Untuk peningkatan permintaan terhadap premium, kata dia, Pertamina mengestimasikan 10 persen.
Menurut dia, hal itu disebabkan selain konsumsi terhadap premium makin kecil, permintaan terhadap pertalite dan pertamax meningkat sehingga menggantikan penurunan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi itu.
Terkait dengan solar yang berdasarkan pengalaman saat Lebaran dan liburan akhir tahun sebelumnya yang konsumsinya cenderung menurun, dia mengatakan Pertamina tetap mengantisipasinya dengan prediksi terjadi kenaikan 4-5 persen.
"Sebagai informasi, ketahanan stok solar di Terminal BBM Maos, Cilacap sebenarnya sangat cukup karena bisa memenuhi kebutuhan hingga 19 hari," katanya.
Warih mengatakan TBBM Maos pada masa liburan akhir tahun 2017 tidak menambah armada tangki penyalur BBM/BBK.
Akan tetapi, kata dia, lima armada yang selama ini diam bakal diaktifkan untuk mendukung kelancaran distribusi BBM/BBK.
Selain itu, lanjut dia, TBBM Maos juga telah melakukan simulasi distribusi guna mengantisipasi kemacetan di jalur selatan Jawa Tengah, yakni dengan TBBM Rewulu untuk wilayah timur atau Kebumen dan TBBM Tasikmalaya untuk Kabupaten Cilacap bagian barat.
"TBBM Tasikmalaya siap memasok kebutuhan SPBU di wilayah barat Cilacap jika terjadi kemacetan," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024