Kebumen kembangkan bibit kelapa genjah entog
Rabu, 10 Januari 2018 08:34 WIB
Segera dilakukan percepatan pembibitan kelapa genjah entog, tidak secara konvensional, tetapi kerja sama dengan Mexico dengan mengadopsi pembibitannya, kata Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa peremajaan tanaman kelapa di Kebumen sebagai kebutuhan mendesak.
Sebagian besar pohon kelapa di daerah itu berusia antara 20 dan 40 tahun sehingga menjulang cukup tinggi dan membuat petani serta anak-anak muda di daerah itu enggan menjadi penderes.
Data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Pemerintah Kabupaten Kebumen, luas lahan kelapa 33.656 haktare. Dari jumlah itu, 21.358 hektare pohon kelapa produktif, 11.800 hektare belum menghasilkan, sedangkan 498 hektare tidak produktif karena sudah tua.
Kebumen menjadi bagian dari Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa Indonesia yang belum lama ini melaksanakan rapat kerja di Jakarta.
Kabupaten Kebumen penghasil kelapa terbesar ketiga di Pulau Jawa setelah Kabupaten Pandeglang (Banten) dan Pangandaran (Jawa Barat). Di Indonesia, Kebumen peringkat ke-14 sebagai daerah penghasil kelapa terluas.
Ia mengatakan bahwa pembibitan kelapa secara konvensional butuh waktu yang cukup lama, minimal 10 tahun. Namun, dengan genjah entog, dalam waktu 3 tahun sudah berbuah.
Kebumen, kata dia, membutuhkan 2.000.000 s.d. 3.000.000 bibit pohon kelapa genjah entog untuk diberikan kepada masyarakat dalam peremajaan pohon tersebut.
Keunggulan lainnya atas pohon kelapa genjah entog, yakni tinggi pohon hanya 2,5 meter, buah kelapa relatif cukup besar, bisa diambil niranya, dan penderes tidak terlalu sulit menaiki pohon kelapa yang cukup tinggi seperti selama ini.
Ia menyebut Mexico sudah cukup lama dikenal sebagai negara penghasil bibit kelapa genjah entog terbaik di dunia.
Bupati Fuad mengatakan bahwa Kebumen potensial untuk meningkatkan produksi kelapa karena lahannya relatif cukup luas.
Hampir semua yang ada di pohon kelapa itu bisa dimanfaatkan. Mulai dari sabut, batok kelapa, buah, air kelapa, hingga batangnya. Semua bermanfaat, katanya.
Ia mengakui butuh peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan perawatan secara optimal terhadap pohon kelapa supaya tetap produktif.
Permasalahan yang terjadi selama ini, meski setiap hari memberi manfaat kepada masyarakat, pohon kelapanya tidak pernah dipupuk, tidak dirawat sehingga produktivitasnya menurun, katanya.
Pewarta : Maximianus Hari Atmoko
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024