Logo Header Antaranews Jateng

Banyumas masuki panen raya

Kamis, 1 Februari 2018 20:47 WIB
Image Print
Penanggung Jawab Upsus Pajale Kementan yang juga Kepala BBPP Batu Apri Handono (empat dari kiri) saat panen padi bersama di lahan sawah milik Kelompok Tani "Sari Jaya", Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Kamis (1/2/2018) (Foto: Sumarwoto)
Banyumas (Antaranews) - Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang memiliki lahan sawah dengan luas lebih kurang 32.000 hektare akan segera memasuki panen raya, kata penyuluh pertanian setempat, Rokhman.

"Saat ini sudah ada tanda-tanda panen raya yang dimulai dari Kecamatan Jatilawang yang panen lebih awal," katanya di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Kamis.

Rokhman mengatakan hal itu usai kegiatan panen padi bersama Penanggung Jawab Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai Kementerian Pertanian Wilayah Banyumas yang juga Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Apri Handono, di lahan sawah milik Kelompok Tani "Sari Jaya" Desa Tinggarjaya.

Dengan adanya panen raya, kata dia, kebutuhan gabah di Kabupaten Banyumas akan tercukupi, harga gabahnya mulai turun dan harga beras pun bakal mengalami penurunan.

"Walaupun harga gabah saat ini masih di atas harga pembelian pemerintah, mungkin dua minggu lagi mulai turun karena sudah mulai panen raya," katanya.

Harga gabah kering panen masih berkisar Rp4.800-Rp5.000 per kilogram atau di atas HPP yang sebesar Rp3.750 per kilogram.

Terkait dengan datangnya panen raya, Rokhman mengharapkan Bulog dapat segera melakukan pembelian gabah dari petani agar harganya tidak anjlok di bawah HPP.

"Paling tidak 20 persen gabah petani diserap oleh Bulog agar harga gabah tidak turun drastis. Kadang-kadang malah swasta (pedagang, red.) yang lebih besar menyerap gabah petani sehingga terkesan Bulog tidak bisa bermain," katanya.

Ia mengatakan jika 20 persen gabah petani diserap atau dibeli oleh Bulog, saat paceklik dapat dikeluarkan lagi sehingga harga beras di pasaran tidak terlalu tinggi.

Harga beras yang sempat mencapai Rp13.000 per kilogram merupakan yang tertinggi sepanjang dirinya menjadi penyuluh pertanian.

"Saat ini, harga beras di tingkat konsumen sudah mulai turun hingga kisaran Rp11.000-Rp12.000 per kilogram. Mudah-mudahan saat panen raya harganya terus turun," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui petani akan senang jika harga gabah tinggi.

Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tinggarjaya Sersan Dua Nurcipto mengatakan sebagai pendamping penyuluh pertanian lapangan, pihaknya akan terus berupaya agar petani lebih giat lagi dalam menggarap sawahnya.

"Selama ini, petani sering kali berwacana kalau tanam harus pada musim-musim tertentu. Berkat kerja sama kami dengan penyuluh lapangan, ternyata masa tanam bisa dipercepat dan hasilnya bisa dibanggakan," katanya.

Dalam panen padi di lahan sawah milik Kelompok Tani "Sari Jaya" itu, produktivitasnya mencapai 7,6 ton gabah kering panen per hektare. ***3***



(U.KR-SMT/B/M029/M029) 01-02-2018 19:42:23

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025