![Logo Header Antaranews Jateng](https://jateng.antaranews.co/img/logo-antarajateng.jpg)
Dispertan: Puluhan ribu ha padi di Cilacap siap panen
![Image Print](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2024/09/20/panen.jpg)
Cilacap, Jateng (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memastikan puluhan ribu hektare tanaman padi di wilayahnya siap dipanen pada masa panen raya yang berlangsung pada Februari hingga April 2025.
"Luas panen padi pada Februari ini diprediksi mencapai kisaran 3.000 hektare, selanjutnya pada bulan Maret sekitar 30.000 hektare, dan April sekitar 18.000 hektare. Jadi puncak panen raya pada Maret," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kabupaten Cilacap Budi Kuspriyatno di Cilacap, Jateng, Senin.
Menurut dia, area persawahan yang telah memasuki masa panen pada Februari tersebar di wilayah timur dan barat Kabupaten Cilacap.
Ia mengakui berdasarkan pantauan sementara, kualitas gabah hasil panen petani tergolong bagus karena beberapa hama dan penyakit yang sempat menyerang tanaman padi dapat segera ditanggulangi, sehingga tidak berdampak terhadap produktivitas padi.
Bahkan, kata dia, banjir yang sempat menggenangi sejumlah area persawahan juga tidak sampai merusak tanaman padi.
"Alhamdulillah, hingga saat ini, rata-rata produktivitas padi di Cilacap masih berada pada 6,4 ton gabah kering panen per hektare," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Dispertan Kabupaten Cilacap saat sekarang juga tengah melakukan demonstrasi plot (demplot) pengembangan dan peningkatan produksi padi di daerah pesisir dengan menggunakan tanaman padi salin.
Menurut dia, demplot tersebut dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Kawunganten dan Patimuan, masing-masing seluas 0,5 hektare.
"Demplot telah dimulai sejak bulan Desember 2024 atau MT (musim tanam) I tahun 2024-2025). Lahan demplot di setiap wilayah itu dibagi tiga bagian, masing-masing menggunakan perlakuan berbeda dan saat ini menunggu masa panen," katanya.
Disinggung mengenai harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap gabah dan beras terbaru, dia mengatakan pihaknya bersama Perum Bulog Cabang Banyumas telah menyosialisasikan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan).
Dalam hal ini, kata dia, jika harga gabah kering panen di tingkat petani terutama saat panen raya berada di bawah HPP yang sebesar Rp6.500 per kilogram, pihaknya mendorong petani untuk menjual gabah ke Bulog.
Akan tetapi jika harga gabah kering panen di tingkat petani melampaui HPP, lanjut dia, pihaknya tidak bisa memaksa petani untuk menjual gabahnya ke Bulog karena tengkulak biasanya membeli gabah dengan harga di atas HPP.
"Kalau harganya di atas itu (di atas HPP) ya monggo, kembali lagi ke pasar," katanya menegaskan.
Ia mengakui berdasarkan hasil verifikasi dan identifikasi di beberapa wilayah Cilacap, harga gabah kering panen rata-rata masih berada di atas Rp6.500 per kilogram.
Akan tetapi di sebagian wilayah, kata dia, harga gabah kering panen berada di bawah Rp6.500 per kilogram.
"Gabah kering panen yang harganya di bawah Rp6.500 per kilogram itu rata-rata tidak dijual, melainkan dikumpulkan lebih dulu melalui gapoktan, mungkin akan dijual dalam bentuk gabah kering giling saat menjelang Lebaran," kata Budi.
Baca juga: Dinas Pertanian Kudus ajukan klaim asuransi 282,66 ha padi puso
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025