Perajin suvenir militer kewalahan penuhi pasar
Rabu, 28 Maret 2018 15:15 WIB
Perajin dan pengelola usaha suvenir khas militer "Gita Tidar Indah" Perum Tidar Indah, Kelurahan Magersari, Kota Magelang, Darwo Wibowo (43) di Magelang, Rabu, menyebutkan permintaan barang kerajinan itu tidak pernah habis dan terus menerus datang, baik untuk Kota Magelang yang juga "Kota Militer" maupun berbagai daerah seperti kesatuan-kesatuan militer di seluruh Indonesia.
"Kalau Kota Magelang ada Akmil, juga toko-toko kerajinan khas militer. Di daerah-daerah lain kami juga memasok, seperti untuk batalyon-batalyon dari Aceh, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, sampai Papua," katanya didampingi Kepala Seksi Monev dan Fasilitasi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Magelang Hety Kusumawati dan Kepala Subbagian Publikasi dan Pemberitaan Humas Pemkot Magelang Anggit Pamungkas.
Berbagai suvenir militer produksinya yang berbahan baku antara lain fiber dan kulit, dan kain itu, antara lain patung militer, gantungan kunci, dompet STNK, wadah telepon seluler, tanda pangkat taruna, stiker, plakat, pigura, baju mini, pedang pora, medali, dan piala.
Ratusan item suvenir produksinya dengan harga bervariasi, seperti patung militer antara Rp25.000-Rp175.000, gantungan kunci Rp4.000-Rp7.500, dompet STNK Rp15.000, dan wadah telepon seluler Rp25.000.
"Kalau omzet setiap hari rata-rata satu juta rupiah. Sampai saat ini kami punya 15 pekerja untuk produksi," ujar Bowo yang menjadi perajin suvenir militer sejak 2006.
Ia mengaku pernah mendapat permintaan barang untuk Pasukan Garuda yang bertugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB. Ia juga selalu mendapat permintaan dari pihak Akmil setiap kali berlangsung acara-acara kemiliteran di tempat itu.
Bowo mengaku satu-satunya perajin suvenir militer di kota setempat, sedangkan di Kabupaten Magelang terdapat dua perajin sehingga persaingan usaha kerajinan khas tersebut masih terbuka.
"Saya selalu siap untuk mengajari siapa saja yang ingin menjadi perajin seperti ini, semakin banyak yang membuat, kita makin kreatif mengembangkan usaha," ujarnya.
Kepala Seksi Monev dan Fasilitasi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Magelang Hety Kusumawati mengatakan pihaknya memfasilitasi perajin untuk promosi dan penjualan produk melalui berbagai pameran, baik tingkat lokal, provinsi, maupun nasional, terutama dalam wujud penyediaan gerai, dan program pelatihan warga yang ingin mengembangkan diri menjadi perajin usaha rumah tangga. Program pelatihan dilaksanakan bekerja sama dengan instansi lain, seperti Dinas Tenaga Kerja.
"Seperti Pak Bowo ini perajin yang sudah mapan dan berpengalaman dihadirkan sebagai narasumber pelatihan," katanya. Hingga saat ini di Kota Magelang tercatat sekitar 5.000 usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk pembuat cenderamata.
Kepala Subbagian Publikasi dan Pemberitaan Humas Pemkot Magelang Anggit Pamungkas mengatakan pentingnya berbagai produk kerajinan daerah setempat dipromosikan secara intensif agar makin dikenal masyarakat dalam skala lebih luas.
"Selain agar makin banyak permintaan, juga memberi inspirasi bagi orang lain untuk menghasilkan produk kreatif. Banyak orang di Kota Magelang sendiri yang tidak tahu kalau suvenir militer seperti ini ternyata dibuat di kota ini dan permintaan pasarnya ternyata luas seperti dialami Pak Bowo ini," katanya.
Pemkot Magelang bekerja sama dengan kalangan pers setempat melaksanakan program peliputan khusus tentang UMKM sebagai program inovasi humas pemkot setempat untuk pengembangan sektor potensial daerah. (hms)
Pewarta : Maximianus Hari Atmoko
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024