Logo Header Antaranews Jateng

Radius 10 km dari puncak Merapi sebaiknya dikosongkan

Senin, 28 Mei 2018 15:39 WIB
Image Print
Rakor pengurangan risiko bencana Gunung Merapi di Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang. (Heru Suyitno)
Magelang (Antaranews Jateng) - Mengosong radius 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi akan lebih baik meskipun status aktivitas gunung api tersebut masih waspada, kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana.

Sarwo di Magelang, Senin, mengatakan bahwa mempersiapkan warga pada radius 10 kilometer akan lebih baik daripada di radius 3 hingga 4 km dari puncak Gunung Merapi.

Ia mengatakan hal tersebut usai Rakor Pengurangan Risiko Bencana Gunung Merapi di Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang.

"Guna menindaklanjuti rapat-rapat dengan kepala desa pada radius 10 kilometer, akan lebih aman atau safety dari pada harus tergagap-gagap memindahkan warganya saat terjadi erupsi Gunung Merapi. Lagi pula, hal itu tidak gampang," katanya.

Ia menyampaikan evakuasi hewan ternak juga merupakan hal yang sangat penting.

"Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, warga yang enggan mengungsi karena alasan hewan ternak mereka. Karena salah satu harta yang mereka miliki adalah hewan ternak itu. Mungkin pemerintah harus membuat kebijakan, bagaimana pengusaha lokal bisa membeli hewan ternak tersebut dengan catatan sesuai harga di pasaran," katanya.?

Dengan dinaikannya status Gunung Merapi menjadi waspada, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah langsung mengambil sikap dengan dikeluarkannya surat imbauan dari Plt. Gubernur Jawa Tengah kepada tiga bupati, yakni Klaten, Magelang, dan Boyolali.

Pertama, mengadakan rapat koordinasi di internal masing-masing; kedua, mengecek fasilitas yang sudah dibangun BNPB pada tahun 2010 (tempat pengungsian akhir); ketiga, menyiapkan rencana kontingensi menjadi rencana operasi apabila terjadi kenaikan level lagi.

Penjabat Sementara Bupati Magelang Tavip Supriyanto mengatakan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan mempersiapkan apabila ada peningkatan aktivitas atau status pada Gunung Merapi.

"Jadi, masing-masing SKPD kami cek sesuai dengan tugas fungsi mereka, kemudian tempat evakuasi akhir juga sudah kami cek, dan jalur evakuasi juga sudah dlakukan pemeriksaan dan persiapkan. Apabila ada yang mengalami kerusakan, akan segera diperbaiki," katanya.

Selain itu, pengaturan desa bersaudara atau sister village, juga sudah didiskusikan terus hingga sekarang. Hal ini bertujuan mengantisipasi apabila benar-benar ada letusan, masyarakat tidak panik dan dapat dikoordinasi dengan baik.

"Tujuannya adalah zero korban jiwa atau agar tidak ada korban jiwa," katanya.

Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2024