Dokter: Batuk bisa merangsang reflek jantung normal lagi
Rabu, 11 Juli 2018 11:10 WIB
Jakarta (Antaranews Jateng) - Mungkin ada dari Anda yang pernah mendengar bahwa membuat batuk diri seseorang bisa membantunya berhenti mengalami serangan jantung? Apakah langkah ini efektif dilakukan?
"Kadang-kadang, serangan jantung salah satu komplikasinya aritmia--gangguan irama jantung. Batuk bisa merangsang refleks detak jantung normal lagi. Tetapi keberhasilannya rendah," kata Spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSPI Puri Indah, dr. Johan Winata, Sp.JP (K), FIHA di Jakarta, Selasa.
Menurut Johan, saat Anda menyadari orang di dekat Anda terkena serangan jantung, sebaiknya bawa dia ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan pihak medis.
"Ada serangan langsung bawa ke rumah sakit. Lebih baik kita mengira ini penyakit jantung walau ternyata bukan. Sebaiknya cegah diri agar jangan sampai sakit jantung," ujar dia.
Seseorang yang menderita serangan jantung umumnya mengalami gejala seperti bekeringat dingin, mual, muntah dan pucat.
"Kena serangan, nyeri dada 15 menit berhenti. Kurang dari tiga jam beri obat agar efeknua minimal, tidak menjadi gagal jantung, risiko kematian lebih rendah," tutur Johan. (Editor : Ruslan Burhani).
"Kadang-kadang, serangan jantung salah satu komplikasinya aritmia--gangguan irama jantung. Batuk bisa merangsang refleks detak jantung normal lagi. Tetapi keberhasilannya rendah," kata Spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSPI Puri Indah, dr. Johan Winata, Sp.JP (K), FIHA di Jakarta, Selasa.
Menurut Johan, saat Anda menyadari orang di dekat Anda terkena serangan jantung, sebaiknya bawa dia ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan pihak medis.
"Ada serangan langsung bawa ke rumah sakit. Lebih baik kita mengira ini penyakit jantung walau ternyata bukan. Sebaiknya cegah diri agar jangan sampai sakit jantung," ujar dia.
Seseorang yang menderita serangan jantung umumnya mengalami gejala seperti bekeringat dingin, mual, muntah dan pucat.
"Kena serangan, nyeri dada 15 menit berhenti. Kurang dari tiga jam beri obat agar efeknua minimal, tidak menjadi gagal jantung, risiko kematian lebih rendah," tutur Johan. (Editor : Ruslan Burhani).
Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024