Wisatawan terpesona keindahan Gua Lawa Purbalingga
Jumat, 17 Agustus 2018 14:29 WIB
"Tempatnya bagus, tidak menyeramkan, bahkan menyenangkan namun masih perlu pembenahan-pembenahan lagi," kata salah seorang wisatawan dari Kebumen, Ryan, saat ditemui di Gua Lawa, Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, kenyamanan pengunjung objek wisata Goa Lawa perlu ditingkatkan lagi agar makin banyak wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata itu.
Ia mengakui jika di daerah asalnya, yakni Kabupaten Kebumen terdapat sejumlah gua dengan karakteristik yang berbeda.
"Setiap gua kan punya karakter sendiri. Secara kebetulan, gua yang memadukan alam dan teknologi pecahayaan ini baru di Purbalingga, khususnya Gua Lawa," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, Gua Lawa lebih menarik dibandingkan dengan gua lainnya.
Wisatawan lainnya, Ivone, mengaku sudah dua kali mengunjungi objek wisata Gua Lawa.
"Namun dalam kunjungan kali ini, saya benar-benar terpesona karena Gua Lawa sekarang jauh lebih indah dibandingkan dengan kondisi delapan tahun silam," kata wisatawan asal Jakarta itu.
Menurut dia, tata cahaya di dalam gua dengan menggunakan lampu warna-warni telah menghilangkan kesan seram atau angker yang beberapa tahun lalu sempat melekat pada Gua Lawa.
Ia mengatakan kondisi Gua Lawa saat sekarang sangat menarik untuk dikunjungi karena selain adanya tata cahaya, di dalam gua juga dilengkapi dengan berbagai ornamen yang terbuat dari batu-batuan serta terdapat pula sebuah kafe.
"Dulu, kalau kita masuk ke dalam Gua Lawa, rasanya merinding karena gelap, tapi sekarang tidak lagi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Prayitno mengakui saat ini Gua Lawa atau yang dikenal dengan nama Golaga (Goa Lawa Purbalingga) sedang menjalani revitalisasi di antaranya berupa pembangunan pagar keliling serta penataan di bagian luar gua.
Selain itu, kata dia, di dalam gua juga dilakukan pembenahan pencahayaan serta penataan pintu dan anak tangga untuk masuk ke dalam gua.
"Lantai gua ditaburi dengan pasir gunung sehingga tidak lagi licin. Juga ada ornamen-ornamen bernuansa zaman Majapahit yang terbuat dari batu. Batu-batuan yang biasa digunakan untuk membangun candi itu didatangkan dari daerah Muntilan, Kabupaten Magelang," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024