Festival musik Soundrenaline 2018 hadirkan lima koraborasi seni
Rabu, 5 September 2018 15:42 WIB
Jakarta (Antaranews Jateng) - Festival musik Soundrenaline ke-16 tahun 2018 akan menghadirkan lima koraborasi seni yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, pada 7-9 September 2018.
Soundrenaline merupakan festival musik dan seni tahunan yang menjadi panggung bagi pecinta musik untuk bertemu dengan para musisi favorit, sekaligus menikmati hiburan dan liburan pada akhir pekan ini di Pulau Dewata.
Ragam kolaborasi itu diciptakan dengan semangat kreatif agar setiap pengunjung Soundrenaline mendapatkan pengalaman festival yang tidak terlupakan melalui berbagai karya lintas genre tersebut.
Berikut lima karya kolaborasi pada Soundrenaline 2018 menurut keterangan pers penyelenggara, Rabu.
1. Sentuhan Seni Eko Nugroho untuk Efek Rumah Kaca
Kolaborasi seakan menjadi sebuah identitas dalam setiap penampilan Efek Rumah Kaca, termasuk di Soundrenaline. Tak hanya menggandeng sesama musisi dan kolaborasi bersama orkestra, kini unsur seni rupa akan melengkapi aksi panggung trio pelantun "Cinta Melulu" tersebut.
Karya seni rupa dari "cult icon" Yogyakarta, Eko Nugroho, dipastikan akan mengisi elemen visual serta wardrobe Efek Rumah Kaca di atas panggung Soundrenaline khususnya amphitheater area.
Detail karya Eko Nugroho yang sureal dan komikal akan membuat setiap mata terpaku selama satu jam dalam penampilan Efek Rumah Kaca di panggung itu.
2. Seringai Bercerita Melalui Efek Visual Militan
Fans band Seringai yang biasa disebut "Serigala Militia" yang hadir di Soundrenaline 2018 akan semakin meresapi dan mengenal karya-karya Seringai melalui efek visual yang menggambarkan cerita-cerita dari seluruh lagu yang akan dibawakan Seringai.
Band rock metal tersebut akan tampil membawakan lagu-lagu dari album baru mereka "Seperti Api" yang menjadi salah satu suguhan musik yang spesial dan menggebrak.
3. Energi Berbeda Dialog Dini Hari dan Scaller
Jika sebelumnya Dialog Dini Hari sudah menjajal tampil di Soundrenaline bersama musisi bergenre serupa, misalnya Endah N Rhesa, pada tahun ini folk trio asal Bali itu akan menantang karya mereka untuk dipadukan dengan musik rock dari duo Scaller.
Kolaborasi lintas genre serupa bukan hal yang pertama kali bagi Scaller karena pada Soundrenaline 2017, Stella Gareth dan Reney Karamoy pernah berpadu dengan Andien yang menciptakan penampilan luar biasa. Untuk itu, penampilan Dialog Dini Hari dan Scaller diharapkan menyedot perhatian pengunjung Soundrenaline 2018.
4. Tabuhan Magis Instalasi ‘Thunderdorm’
Selain suguhan musik dari line up tersegar di lima panggung Soundrenaline 2018, terdapat aksi panggung berbeda dari beberapa seniman tanah air dengan memainkan instalasi musik yang diberi nama "thunderdorm".
Thunderdorm adalah gabungan beberapa instrumen musik yang dirangkai membentuk sebuah kubah, yang nantinya menyuguhkan aksi musik yang belum pernah ada sebelumnya.
Beberapa nama besar seperti Iga Massardi, The Upstairs, Elda (Stars n Rabbit), Kimo, hingga Bam Mastro (Elephant Kind) akan bergantian dan berkolaborasi dalam "thunderdorm" pada dua hari gelaran Soundrenaline 2018.
5. Patung Bambu Penari Baris RaksasaSoundrenaline merupakan festival musik dan seni tahunan yang menjadi panggung bagi pecinta musik untuk bertemu dengan para musisi favorit, sekaligus menikmati hiburan dan liburan pada akhir pekan ini di Pulau Dewata.
Ragam kolaborasi itu diciptakan dengan semangat kreatif agar setiap pengunjung Soundrenaline mendapatkan pengalaman festival yang tidak terlupakan melalui berbagai karya lintas genre tersebut.
Berikut lima karya kolaborasi pada Soundrenaline 2018 menurut keterangan pers penyelenggara, Rabu.
1. Sentuhan Seni Eko Nugroho untuk Efek Rumah Kaca
Kolaborasi seakan menjadi sebuah identitas dalam setiap penampilan Efek Rumah Kaca, termasuk di Soundrenaline. Tak hanya menggandeng sesama musisi dan kolaborasi bersama orkestra, kini unsur seni rupa akan melengkapi aksi panggung trio pelantun "Cinta Melulu" tersebut.
Karya seni rupa dari "cult icon" Yogyakarta, Eko Nugroho, dipastikan akan mengisi elemen visual serta wardrobe Efek Rumah Kaca di atas panggung Soundrenaline khususnya amphitheater area.
Detail karya Eko Nugroho yang sureal dan komikal akan membuat setiap mata terpaku selama satu jam dalam penampilan Efek Rumah Kaca di panggung itu.
2. Seringai Bercerita Melalui Efek Visual Militan
Fans band Seringai yang biasa disebut "Serigala Militia" yang hadir di Soundrenaline 2018 akan semakin meresapi dan mengenal karya-karya Seringai melalui efek visual yang menggambarkan cerita-cerita dari seluruh lagu yang akan dibawakan Seringai.
Band rock metal tersebut akan tampil membawakan lagu-lagu dari album baru mereka "Seperti Api" yang menjadi salah satu suguhan musik yang spesial dan menggebrak.
3. Energi Berbeda Dialog Dini Hari dan Scaller
Jika sebelumnya Dialog Dini Hari sudah menjajal tampil di Soundrenaline bersama musisi bergenre serupa, misalnya Endah N Rhesa, pada tahun ini folk trio asal Bali itu akan menantang karya mereka untuk dipadukan dengan musik rock dari duo Scaller.
Kolaborasi lintas genre serupa bukan hal yang pertama kali bagi Scaller karena pada Soundrenaline 2017, Stella Gareth dan Reney Karamoy pernah berpadu dengan Andien yang menciptakan penampilan luar biasa. Untuk itu, penampilan Dialog Dini Hari dan Scaller diharapkan menyedot perhatian pengunjung Soundrenaline 2018.
4. Tabuhan Magis Instalasi ‘Thunderdorm’
Selain suguhan musik dari line up tersegar di lima panggung Soundrenaline 2018, terdapat aksi panggung berbeda dari beberapa seniman tanah air dengan memainkan instalasi musik yang diberi nama "thunderdorm".
Thunderdorm adalah gabungan beberapa instrumen musik yang dirangkai membentuk sebuah kubah, yang nantinya menyuguhkan aksi musik yang belum pernah ada sebelumnya.
Beberapa nama besar seperti Iga Massardi, The Upstairs, Elda (Stars n Rabbit), Kimo, hingga Bam Mastro (Elephant Kind) akan bergantian dan berkolaborasi dalam "thunderdorm" pada dua hari gelaran Soundrenaline 2018.
Salah satu yang menjadi perbincangan di skena seni tanah air pada karya-karya Soundrenaline 2018 adalah sebuah patung raksasa "Penari Baris" yang terbuat dari anyaman bambu.
Patung setinggi 6,5 meter dan lebar 8,5 meter tersebut merupakan karya seniman Bali, I Made Aswino Aji, berkolaborasi bersama beberapa seniman Bali lainnya.
Patung tersebut akan menjadi salah satu ‘masterpiece’ di Creators Area bersama karya instalasi lain dari beberapa seniman seperti Ardi Makki, Hahan, Erwin Windu, Cut and Rescue, dan Trotoart. (Editor : Monalisa).
Pewarta : Alviansyah Pasaribu
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024