Logo Header Antaranews Jateng

Industri jamu andalan penguatan ekonomi Indonesia

Kamis, 25 Oktober 2018 21:00 WIB
Image Print
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat, beserta sejumlah jajaran meninjau proses produksi Pabrik Sido Muncul di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (25/10). (Foto: Dok. PR Sido Muncul)
Ini jadi salah satu industri herbal yang mampu membuka ujung tombak pasar internasional
Semarang (Antaranews Jateng) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan industri yang memproduksi produk herbal, jamu, kosmetik, dan farmasi salah andalan penguatan ekonomi Indonesia.
     
"Pertumbuhan sektor ini dua kali dari sektor ekonomi rata-rata," katanya saat meresmikan perluasan Pabrik Cairan Obat Dalam (COD) dan Peluncuran Produk Soft Capsule PT Sido Muncul, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis.
     
Menurut dia, Sido Muncul merupakan satu dari sekian banyak industri yang diharapkan bisa memperkuat devisa dan perekonomian dengan menyasar pasar domestik sekaligus ekspor.
     
Sebagai produk berpasar domestik, substitusi impor, dan sebagian produknya juga diekspor, kata dia, Sido Muncul juga sudah menjadi perusahaan jamu yang transparan, terbuka, modern, dan tata kelolanya baik.
     
"Sido Muncul mempekerjakan lebih dari 4.000 karyawan dan kali ini dengan nilai investasi hampir Rp900 miliar. Selain itu, Sido Muncul juga sudah melantai di bursa (saham, red.)," katanya.
     
Dia mengatakan industri jamu memang menjadi prioritas pada era revolusi Industri 4.0 sebagai bagian dari sektor "chemical", selain sektor automotis sehingga terus didorong menjadi industri unggulan.
     
Dengan pabrik baru COD yang menerapkan proses automasi dalam proses produksinya, mulai bahan baku hingga pengemasan tidak terdapat intevensi manusia, lanjut dia, Sido Muncul mampu menjawab tantangan era Industri 4.0.
     
"Pasar internasional juga sudah masuk, negara ASEAN, dan negara-negara maju juga sudah masuk juga. Ini jadi salah satu industri herbal yang mampu membuka ujung tombak pasar internasional," kata Airlangga.
     
Dia mengatakan kalangan industri juga harus mampu memenuhi standar regulasi dan produknya sebagai kunci pertama agar bisa diterima oleh pasar, terutama pasar internasional yang menerapkan syarat ketat.
     
"Di sini, dalam kaitan herbal, kosmetik, dan farmasi harus bisa mengikuti persyaratan yang ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah bekerja sama dengan badan serupa di berbagai negara," katanya.
     
Ketika produk yang dihasilkan industri sudah memenuhi persyaratan dan standardisasi, kata Airlangga, secara automatis akan memudahkan dalam perizinan dan semakin mudah diterima oleh masyarakat.
     
Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan perluasan pabrik COD tersebut seiring permintaan pasar yang besar dan berimbas pada kebutuhan ruang produksi yang semakin besar.
     
Perluasan pabrik COD tersebut, kata dia, juga untuk meminimalisasi kesalahan pada proses pembuatan pabrik jamu melalui teknologi canggih yang diterapkan sehingga bisa "zero acccident".
     
"Yang pasti, kami akan memperluas pasar. Namun, sampai hari ini tidak pernah melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) meskipun pabrik COD ini jadi," kata Irwan.
 

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024