Logo Header Antaranews Jateng

328 hektare sawah di Cawas, Klaten terdampak banjir

Jumat, 8 Maret 2019 13:41 WIB
Image Print
Areal persawahan di Kecamatan Cawas yang terkena banjir (Foto: Aris Wasita)
Klaten (ANTARA) - Seluas 328 hektare sawah di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terdampak banjir yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Klaten sejak Rabu (6/3) petang.

"Saat ini tinggi air mulai surut tetapi masih di kisaran 30-40 cm," kata Camat Cawas Sofan di Klaten, Jumat.

Ia mengatakan beberapa daerah yang terkena dampak cukup luas di antaranya Desa Japanan dengan luas sawah 60 hektare, Desa Pakisan 52 hektare, serta Desa Nanggulan dan Karangasem masing-masing 30 hektare.

"Tepatnya ada 15 desa yang sebagian sawahnya masih terendam banjir. Saat ini yang diharapkan masyarakat adalah bantuan dari pemerintah," katanya.

Sedangkan untuk jalan, dikatakannya, yang hingga saat ini masih tergenang air yaitu di Jalan Provinsi namun hanya sepanjang 200 meter. Untuk ketinggian air, saat ini hanya di kisaran 4 cm.

"Kalau di jalanan sudah banyak yang susut, hanya di persawahan masih cukup tinggi akibat jebolnya Sungai Dengkeng di Dukuh Padon, Desa Japanan," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, yang saat ini dilakukan oleh masyarakat setempat yaitu menutup sementara tanggul yang jebol sepanjang 25 meter dengan karung berisi pasir.

"Kalau yang diharapkan tentu saja segera dibangun tanggul permanen dan dilakukan pengerukan sungai," katanya.

Sebelumnya, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan terkait dengan areal persawahan yang terkena banjir, dalam waktu dekat ini Pemkab Klaten akan melakukan asesmen untuk selanjutnya ada langkah lebih lanjut.

"Kalau petani sudah ikut asuransi maka kerugian akan ditanggung oleh perusahaan asuransi terkait. Kalau belum maka akan kami hitung, nanti akan ada ganti rugi," katanya.

Selain itu, dikatakannya, setelah banjir surut akan ada penanganan untuk tanggul yang jebol. Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024