Logo Header Antaranews Jateng

Ratu Kalinyamat miliki armada kuat sehingga berani usir Portugis

Senin, 15 April 2019 19:03 WIB
Image Print
FGD mengupas habis kiprah Ratu Kalinyamat (Foto: SL)
Semarang (ANTARA) - Diskusi kelompok terarah (focus group discussion-FGD) mengupas habis sepak terjang Ratu Kalinyamat termasuk kiprahnya dalam merintis pembangunan poros maritim Nusantara pada abad XVI.

Ratno Lukito, Koordinator Tim Penyusun Naskah Akademik Ratu Kalinyamat, dalam FGD yang digelar di Jakarta, Senin (15/4) menjelaskan keberadaan Sang Ratu melalui dua buah catatan lama pelaut Portugis. Catatan tersebut dibuat oleh Diego De Conto.

Demikian siaran pers yang diterima dari Lestari Moerdijat yang diiterima di Semarang, Senin. Lestari adalah salah seorang yang menggagas usulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional

Berdasarkan catatan itu, Ratu Kalinyamat digambarkan sebagai sosok pemimpin yang kuat, tangguh, dan berkuasa. Ratu Kalinyamat disebut juga memiliki armada militer yang kuat sehingga dia berani mengusir Portugis dari perairan Jepara saat itu.

Selain berkuasa, Ratu Kalinyamat juga digambarkan sebagai perempuan kaya raya. Saat itu Ratu Kalinyamat sudah mampu memanfaatkan kayu jati untuk membangun industri galangan kapal.

Karena kekuasaannya, Ratu Kalinyamat juga menerapkan pajak bagi semua kapal yang berlabuh di Jepara.

“Ratu Kalinyamat juga diketahui pemah menggagas adanya poros maritim, dengan mengembangkan pelabuhan, menginjsiasi industri galangan kapal, dan ukiran Jepara. Tidak hanya pelabuhan utama di Jepara yang dikuasainya. Namun pelabuhan pendukung di sekitar Jepara seperti di Pati, Juwana, Lasem, Rembang, juga dibangun Ratu Kalinyamat," kata Ratno Lukito.

Sementara itu, Imas Emilia, salah seorang ahli sejarah yang terlibat dalam FGD ini menyebutkan Ratu Kalinyamat memang sempat membangun poros maritim berpusat di Jepara. Poros maritim yang dibangun tersebut, ternyata juga tidak hanya untuk kepentingan Jepara.

Poros maritim ini pada kenyataannya juga berkontribusi besar kepada kerajaan lain seperti Maluku, Aceh. Banten. Makasar, Bali, Banjarmasin, Tuban, dan Gresik. Pelabuhan di Jepara menjadi bagian penting bagi perdagangan di Nusantara saat itu.

“Pedagang dari kerajaan lain membawa dagangannya ke Jepara, berlabuh, dan melakukan perdagangan. Sehingga hasil bumi dan barang barang terdistribusi dengan baik. Jepara saat itu menjadi poros maritim, di bawah Ratu Kalinyamat,” ujarnya.

Karena kiprah dan visi Ratu Kalinyamat yang jauh ke depan, Tim Penyusun Naskah Akademik yang diinisiasi oleh Lestari Moerdijat itu menyiapkan pengusulan Ratu yang berkuasa di Jepara, Jawa Tengah, itu sebagai pahlawan nasional. ***

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024