MUI: Maknai Ramadhan dengan tingkatkan persatuan
Purwokerto (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk memaknai bulan suci Ramadhan dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan.
"Mari kita ambil nilai-nilai positif dari bulan Ramadhan, yakni harus menahan diri, termasuk menahan diri dari perbuatan yang mengarah kepada perpecahan," kata Ketua MUI Kabupaten Banyumas KH Chariri Sofa di Purwokerto, Selasa.
Terlebih lagi, kata, bangsa Indonesia baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi, pemilu serentak pada 17 April 2019.
"Mari galang persatuan dan kesatuan pascapemilu, jangan sampai perbedaan-perbedaan yang ada di tengah masyarakat, mengarah pada permusuhan, terlebih lagi kita akan segera menyambut datangnya bulan Ramadhan," katanya.
Momentum bulan suci Ramadhan, kata dia, merupakan saat yang tepat untuk saling menghargai dan menghormati.
"Termasuk dengan menjaga suasana tetap kondusif, tidak menyebarluaskan ujaran kebencian dan tidak menyebarluaskan berita bohong atau hoaks, saatnya menempa diri menuju karakter Muslim sejati," katanya.
Dengan mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang guyub, saling menyayangi dan menghormati, kata dia, maka akan menciptakan kehidupan yang damai dan sempurna.
Sebelumnya, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto, Muridan mengingatkan bahwa dalam Al Quran juga disebutkan mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.
"Dalam Al Quran Surat Ali Imran 103 berbunyi 'dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai'," katanya.
Larangan bercerai-berai, kata dia, mengindikasikan mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan.
"Bila dikaitkan dengan bulan Ramadhan, maka logikanya bisa disusun seperti ini. Puasa di bulan Ramadhan diwajibkan secara kolektif. Kolektifitas mengharuskan persatuan. Maka, dalam ibadah puasa, spirit persatuan harus senantiasa dijaga," katanya.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024