Logo Header Antaranews Jateng

BI Purwokerto imbau masyarakat bijak berbelanja jelang Ramadhan

Selasa, 18 Februari 2025 21:30 WIB
Image Print
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Christoveny (kiri) dalam Bincang BI Bersama Media di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2025). ANTARA/Sumarwoto

Purwokerto (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Purwokerto Christoveny mengimbau masyarakat di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk bijak berbelanja saat menjelang bulan Ramadhan.

"Ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi," katanya saat Bincang BI Bersama Media di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Dalam hal ini, kata dia, masyarakat diimbau untuk berbelanja sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan agar tidak terlalu konsumtif.

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya bersama pemerintah daerah terus mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja dan mengonsumsi pangan olahan secara cermat.

Menurut dia, BI bersama Bulog Cabang Banyumas, Dinas Pertanian, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan mulai menggelar pasar murah sejak pekan lalu sebagai upaya menjaga stabilitas harga.

"Kami juga menghadirkan program tebus murah yang bisa dibayar menggunakan QRIS untuk memudahkan masyarakat. Juga menghadirkan Toko TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) di Pasar Wage dan Pasar Manis, Purwokerto, untuk menjaga stabilitas harga," katanya.

Dia mengakui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Purwokerto dan Cilacap mengalami deflasi pada bulan Januari 2025, masing-masing sebesar minus 0,54 persen dan minus 0,26 persen.

Menurut dia, deflasi pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik yang disebabkan oleh pemberian diskon sebesar 50 persen kepada pelanggan.

Selain itu, kata dia, upaya peningkatan produksi bawang merah di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Cilacap, turut berkontribusi dalam menekan harga komoditas tersebut.

"Sementara itu, turunnya harga pakan ternak menjadi faktor utama dalam penurunan harga jual telur ayam ras, yang berkontribusi terhadap deflasi secara keseluruhan," katanya.

Di sisi lain, kata dia, tingginya curah hujan yang terjadi di beberapa daerah serta serangan hama penyakit telah mengakibatkan penurunan pasokan cabai.

Menurut dia, hal tersebut berdampak pada meningkatnya harga jual komoditas cabai di pasar, yang menjadi salah satu faktor penahan deflasi yang lebih dalam.

"Untuk menjaga inflasi tetap stabil khususnya memasuki bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional, TPID akan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dalam memastikan kelancaran distribusi pangan serta menjaga ketahanan pangan di daerah," katanya.

Dia mengatakan pemantauan harga dan pasokan akan terus dilakukan secara berkala untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga.

Selain itu, kata dia, inovasi dalam sektor pertanian dan perdagangan akan terus dikembangkan guna meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi, sehingga kestabilan harga dan daya beli masyarakat dapat tetap terjaga.



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025