Logo Header Antaranews Jateng

Si EMPU, cara dosen UNS ajak warga siaga banjir

Kamis, 23 Januari 2020 18:28 WIB
Image Print
"Si EMPU" (Emergency Movement of People of Sewu") buatan dosen Dosen Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Eng Kusumaningdyah UNS sebagai bentuk siaga terhadap bencana banjir. ANTARA/Aris Wasita
Sebetulnya pada penciptaan konsep ini saya terinspirasi dari program Iza! Kaeru Caravan yang merupakan program mitigasi bencana untuk anak-anak dan keluarga di Jepang yang diinisiasi oleh Hirokazu Nagata
Solo (ANTARA) - Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr Eng Kusumaningdyah mencetuskan ide untuk membuat si EMPU (Emergency Movement of People of Sewu) guna mengajak warga untuk bersikap siaga terhadap banjir mengingat beberapa lokasi di Kota Solo, Jawa Tengah,  rawan terhadap bencana tersebut.

"Salah satunya banjir di Kampung Sewu sudah menjadi agenda tahunan di permukiman dalam tanggul pada saat belum direlokasi," kata dosen Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS Surakarta itu di Solo, Kamis.

Oleh karena itu, ia mencetuskan ide untuk membuat si EMPU atau "Emergency Movement of People of Sewu".

 Ia mengatakan konsep dari si EMPU ini yaitu bentuk pengetahuan warga terhadap banjir yang dikemas dalam rancangan produk yang terdiri atas tiga bagian, yaitu "Koper si EMPU", "Tas Siaga Bencana", dan "Sapu Tangan si EMPU".

"Koper si EMPU adalah program mitigasi bencana anak-anak yang berbentuk 'puppet show'. Di dalamnya ada peralatan yang mendukung pertunjukan mini yang interaktif mengenai ilmu siaga bencana," katanya.

Tas Siaga Bencana dirancang untuk mengajarkan anak-anak siaga bencana.

Baca juga: BPBD Temanggung pasang EWS di 64 titik rawan longsor

Ia mengatakan di luarnya ada permainan mengenai benda yang harus dipersiapkan saat terjadi bencana.

"Kalau untuk Sapu Tangan si EMPU berguna untuk melindungi hidung dari asap dan debu. Selain itu, juga untuk perban, lap, tas darurat, dan bendera," katanya.

Ia mengatakan nantinya produksi si EMPU tersebut akan diajarkan kepada warga Kampung Sewu dengan metode yang familiar, menarik, dan menyenangkan dengan mengadaptasi kearifan lokal dan pengalaman bencana banjir di Kampung Sewu.

"Sebetulnya pada penciptaan konsep ini saya terinspirasi dari program Iza! Kaeru Caravan yang merupakan program mitigasi bencana untuk anak-anak dan keluarga di Jepang yang diinisiasi oleh Hirokazu Nagata," katanya. 

Ia mengatakan di Jepang, Iza! Kaeru Caravan menjadi progam pendidikan kebencanaan untuk keluarga yang telah populer karena menawarkan metode yang menarik dan kegiatan berbasis permainan yang menyenangkan.

Untuk mengenalkannya kepada masyarakat saat ini si EMPU tengah dipamerkan dalam ajang pameran Earth Manual Project (EMP) "Disaster and Design: for Saving Lives" yang digelar di Jogja Gallery pada 11-31 Januari 2020, demikian Kusumaningdyah.

Baca juga: Pemerintah aktifkan peringatan dini koperasi bermasalah
Baca juga: Zona Merah Tanah Longsor, Banjarnegara Kekurangan EWS


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024