Logo Header Antaranews Jateng

Jumlah korban meninggal virus corona di China menjadi 1.310 orang

Kamis, 13 Februari 2020 09:46 WIB
Image Print
Petugas medis dengan pakaian pelindung merawat pasien di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Wuhan, yang diubah menjadi rumah sakit sementara untuk menerima pasien dengan gejalan ringan akibat virus novel corona, di Wuhan, provinsi Hubei, China, Rabu (5/2/2020). China Daily via REUTERS/wsj/djo

Beijing (ANTARA) - Jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di Provinsi Hubei China kembali mencetak rekor harian pada Kamis (12/2), yakni 242 orang, sehingga jumlah total kematian di provinsi tersebut mencapai 1.310, kata komisi kesehatan provinsi.

Angka terbaru itu meningkat dua kali lipat dari rekor harian sebelumnya pada Senin (10/2), yaitu 103 kematian.1.310 orang meninggal,

Jumlah pengidap baru di Hubei, pusat wabah virus COVID-19 itu juga naik 14.840 orang ketika komisi kesehatan mengatakan angkat itu sudah mulai mencakup orang-orang yang didiagnosis melalui metode klinis baru yang diterapkan sejak Kamis.

Baca juga: 35 PMI se-Jateng disiagakan antisipasi penyebaran virus corona
Baca juga: WNI positif corona di Singapura dalam kondisi stabil
Baca juga: Pemprov Jateng minta masyarakat terima warga pascakarantina di Natuna


Komisi mengatakan telah merevisi data lama dan kasus terduga. Jumlah kematian terbaru itu mencakup lebih dari 100 kasus yang didiagnosis secara klinis.

Media pemerintah pekan lalu melansir bahwa Hubei akan mulai mengakui hasil pemindaian tomografi melalui komputer untuk memastikan infeksi. Langkah itu memungkinkan pihak rumah sakit  bisa lebih cepat mengisolasi pasien.

Reuters bulan lalu melaporkan bahwa keterbatasan alat uji RNA di Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, mungkin telah menunda pasien untuk menjalani diagnosis dan mendapat perawatan tepat, sehingga berkontribusi terhadap penyebaran virus dalam beberapa hari pertama wabah  COVID-19.

Jumlah total kasus virus corona di Provinsi Hubei kini mencapai 48.206, menurut data komisi.

Sumber: Reuters

 

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024