Bersama memutus mata rantai virus corona
Senin, 16 Maret 2020 12:35 WIB
artinya masih ada harapan, tidak hanya kekhawatiran belakaSemarang (ANTARA) - Perkembangan pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) telah mengguncang kekhawatiran seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Korban positif terinfeksi COVID-19 terus meningkat, termasuk di Tanah Air hingga kemarin tercatat mencapai 117 kasus, salah satunya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang diumumkan pihak Istana Negara positif terjangkit virus tersebut.
Gerak cepat yang dilakukan pemerintah yang terus berupaya menanggulangi penyeberan COVID-19 patut kita apresiasi.
Seperti di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo melakukan lima langkah antisipatif meluasnya penyebaran COVID-19 yang telah menelan korban positif terinfeksi COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Jateng tercatat empat kasus dengan rincian dua pasien dirawat di RSUD dr. Moewardi Kota Surakarta, seorang di antaranya meninggal dunia, sedangkan di RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSU Tidar Magelang, masing-masing seorang pasien.
Kelima langkah antisipatif itu mulai dari bidang kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, olahraga dan pariwisata, ketenagakerjaan, serta perhubungan itu sudah dituangkan dalam surat edaran yang disampaikan kepada sekolah dan juga bupati/wali kota agar segera dilaksanakan mulai Senin (16/3) sampai 14 hari ke depan.
Pada bidang kesehatan, langkah antisipatif yang dilakukan Ganjar dengan memerintahkan seluruh jajaran melakukan pelacakan riwayat perjalanan terhadap pasien yang dinyatakan positif COVID-19.
Bidang pendidikan dan kebudayaan, Ganjar meliburkan seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Orang nomor satu di Jateng itu, juga memutuskan menunda pelaksanaan Ujian Nasional untuk memastikan kesehatan para pelajar dan mahasiswa selama 14 hari ke depan.
Sementara pengelola wisata yang berpotensi daya tarik mancanegara, diminta melakukan protokol "screening" kesehatan dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan serta rumah sakit setempat.
Terakhir bidang ketenagakerjaan, Ganjar memerintahkan seluruh perusahaan melarang masuk kerja karyawan yang demam, batuk, dan pilek. Perusahaan juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh karyawannya.
Memang bukan pekerjaan mudah untuk mengatasi penyebaran pandemi corona, karena dibutuhkan kerja sama semua pihak.
Berbagai langkah antisipatif yang dikeluarkan pemerintah akan menjadi sia-sia jika tidak dipatuhi semua elemen masyarakat.
Mari kita bantu berbagai upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona dengan menjaga diri masing-masing. Hiduplah dengan pola sehat dan jangan panik.
Kabar baiknya dalam penanganan virus corona dari pasien yang terkonfirmasi terpapar virus, 56,6 persen berhasil sembuh dan 3,5 persen yang berakhir dengan kematian, artinya masih ada harapan, tidak hanya kekhawatiran belaka.
Baca juga: Jateng gerakkan instansi dan perusahaan untuk cegah COVID-19
Baca juga: Nasib salaman kita karena virus corona
Baca juga: Ganjar liburkan dua minggu sekolah se-Jateng untuk antisipasi COVID-19
Pewarta : Mahmudah
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024