Suara Merdeka fokus pemberitaan COVID-19 dari sisi budaya
Selasa, 2 Juni 2020 11:50 WIB
"Persoalan yang terjadi di Jawa Tengah lebih kepada kultur yang tidak mudah. Jadi kami lebih banyak menyajikan wacana kultural, misalnya soal silaturahmi," kata Gunawan dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dipantau dari Jakarta, Selasa.
Gunawan mencontohkan tentang tradisi Lebaran Ketupat yang banyak diperingati masyarakat Jawa satu minggu setelah Idul Fitri.
Menurut dia, masyarakat Jawa memperingati Lebaran Ketupat secara lebih meriah dan lebih ramai daripada hari raya Idul Fitri. Masyarakat Jawa juga sangat kental dengan tradisi mangan ora mangan kumpul. Karena itu, Suara Merdeka sebagai koran dengan basis pembaca di Jawa Tengah lebih banyak mengangkat informasi yang mencerahkan dari sisi kultural dalam pembingkaian dan agenda pemberitaannya.
"Kami mencoba mengangkat wacana kultural jangan menjadi kendala sehingga tetap bisa menyelenggarakan tradisi tetapi dengan beberapa perubahan," tuturnya.
Sebagai bagian dari strategi pembingkaian dan agenda pemberitaan tersebut, Gunawan mengatakan Suara Merdeka memberikan ruang lebih banyak kepada narasumber sosiolog dan antropolog, selain dari bidang kesehatan, dalam pemberitaan tentang COVID-19.
"Jadi bukan hanya bicara soal kesehatan supaya masyarakat bisa lebih memaknai dan mengerti tentang COVID-19," katanya.
Menurut Gunawan, persoalan budaya tidak kalah penting dari persoalan kesehatan dalam memandang pandemi COVID-19. Apalagi, masyarakat Jawa Tengah banyak memahami segala sesuatu secara kultural.
Dalam memandang hari raya Idul Fitri misalnya, masyarakat Jawa Tengah lebih banyak memahaminya secara kultural, bukan hanya secara syariat.
Baca juga: Anggota DPR RI ajak TVR Parlemen bersinergi dengan media lokal di Banyumas
Baca juga: PWI Jateng: Media arus utama harus jaga keberagaman
Pewarta : Dewanto Samodro
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024