MPR ingatkan pemda waspadai ancaman peningkatan sebaran COVID-19
Senin, 22 Juni 2020 16:46 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa saat ini pandemi virus Corona berada dalam fase baru dan berbahaya. Tercatat penambahan kasus positif COVID-19 mencapai 150 ribu kasus per hari di dunia, yang mayoritas berasal dari Amerika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
"Perlu kewaspadaan tinggi bagi setiap pemerintah daerah dan masyarakat menyikapi perkembangan penyebaran COVID-19 yang semakin cepat," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/6).
Apalagi, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, berdasarkan sejumlah prediksi para pakar beberapa waktu lalu, pada bulan Juni-Juli akan memasuki puncak penyebaran COVID-19 di Tanah Air.
Akan tetapi justru saat ini, kata Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, sejumlah daerah mulai melonggarkan pembatasan kegiatan di sejumlah sektor.
Pergerakan orang di sejumlah daerah pun meningkat untuk bersiap menyambut kenormalan baru. Kegiatan di pasar tradisional, mal, stasiun kereta, transportasi umum dan area publik pun menggeliat.
Akibatnya, tegas Legislator Partai NasDem itu, sejumlah klaster baru penyebaran COVID-19 pun bermunculan; klaster pasar, klaster tempat ibadah, klaster rumah sakit, dan masih banyak klaster penyebaran di sarana publik dan permukiman penduduk.
"Secara nasional kurva penyebaran COVID-19 di Tanah Air memang masih terus meningkat, belum mendatar, apalagi turun. Jadi baik pemerintah maupun masyarakat jangan menuju kenormalan baru yang kebablasan, sampai melupakan ancaman," ujar Rerie.
Berdasarkan data yang diumumkan Gugus Tugas Penananganan dan Pengendalian Covid-19, tambahnya, secara nasional terus terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Pada empat hari terakhir sejak 18 Juni - 21 Juni 2020 tercatat penambahan berturut-turut 1.331 kasus, 1.041 kasus, 1.226 kasus, dan 862 kasus positif Covid-19.
Mengutip pendapat kalangan pakar, menurut Rerie, penambahan positif COVID-19 itu terjadi, antara lain, karena sejumlah daerah melonggarkan PSBB, masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, dan agresivitas tes usap (swab) yang meningkat pesat.
Contoh paling baru, menurut Rerie, adalah dibukanya kembali kawasan car free day di DKI Jakarta hari Minggu (21/6). Semula dijanjikan akan diterapkan protokol kesehatan secara ketat, pada kenyataannya sulit untuk direalisasikan. Kerumunan orang tak terhindarkan, padahal berdasarkan tes cepat acak saat itu ditemukan dua orang yang reaktif.
Hal yang sama juga terjadi di banyak pasar tradisional di Tanah Air. Sejumlah pedagang pasar dan pengunjung diketahui positif COVID-19, akhirnya pasar pun ditutup sementara.
Kenormalan baru, jelas Rerie, adalah pola hidup yang benar-benar baru dengan segala macam aturan kesehatan yang harus diterapkan, bukan kembali hidup seperti dulu.
Disiplin, tertib, menjaga kebersihan, dan kesehatan, menurut Rerie, adalah budaya baru yang wajib dijalankan setiap pemerintah daerah, pemerintah pusat dan warga masyarakat di masa pandemi COVID-19 ini. ***
Pewarta : Zaenal
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024