Logo Header Antaranews Jateng

Kedai kopi di Borobudur gratiskan wifi untuk siswa belajar daring

Minggu, 9 Agustus 2020 20:05 WIB
Image Print
Sejumlah anak belajar secara daring dengan memanfaatkan wifi gratis di sebuah kedai kopi di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Pemilik kedai kopi "Pawon Luwak Coffee" di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyediakan layanan gratis wifi bagi anak-anak untuk belajar secara daring selama pandemi COVID-19.

Pemilik Pawon Luwak Coffee, Prana Aji (58) di Magelang, Minggu, mengatakan fasilitas wifi ini sebenarnya untuk para tamu yang berkunjung ke kedainya, namun karena selama pandemi ini usahanya tutup, maka fasilitas wifi dimanfaatkan anak-anak sekolah.

"Awalnya ketika kita tutup di awal Maret lalu, wifi jalan terus sedangkan usaha lagi tutup karena sepi, melihat kondisi anak-anak tidak masuk sekolah, ternyata tugas-tugas mereka melalui daring, maka anak-anak sekitar sini kami minta menggunakan wifi yang ada di sini," katanya.

Ia kasihan banyak orang tua mereka tidak kerja selama pandemi dan tiap minggu harus mengeluarkan uang sekitar Rp50.000 lebih untuk membeli paket data internet.

"Daripada wifi di sini tidak dimanfaatkan, kita beritahukan pada anak- anak sekitar sini kalau mau pakai wifi di sini saja, digunakan jam 07.00 sampai jam 21.00 WIB boleh. Mereka boleh di depan atau di dalam kedai," katanya.

Ia menuturkan setiap hari ada 3-9 anak datang di sini, mereka biasanya jam 07.00 WIB sudah siap belajar. "Semula mereka agak takut-takut ke sini, setelah saya terbuka mereka pada datang. Sebelumnya cuma tetangga kanan kiri, setelah saya terbuka mereka mengajak teman-temannya," katanya.

Menurut dia, meskipun kedainya sekarang sudah buka, pihaknya tetap mempersilakan anak-anak datang memanfaatkan wifi, karena pembelajaran di sekolah sampai saat ini masih secara daring.

"Mereka tetap kami persilakan datang, tidak apa-apa, karena di sini juga banyak tempat. Mereka menggunakan fasilitas wifi ini juga tidak memberatkan kami, karena dipakai atau tidak dipakai kami tetap membayar langganan wifi itu," katanya.

Ia menyampaikan pada awalnya memang ia sebulan lebih belum membayar dan sempat beberapa kali ditelepon provider. "Saya khawatir jika diputus, karena secara pribadi juga tetap menggunakan fasilitas wifi. Kami putuskan untuk tetap membayar langganan wifi dan dimanfaatkan untuk banyak orang," katanya.

Baca juga: Di Temanggung, kesulitan sinyal internet siswa belajar di balai desa

Baca juga: Difasilitasi Mbak Rerie, pelajar Saripan Jepara kini tak lagi belajar di tepi jalan


 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024