Setelah pengeringan, warga serbu Waduk Bade cari ikan
Rabu, 28 Oktober 2020 18:15 WIB
Dari informasi yang saya dengar, katanya mau diperdalam. Kan ini sudah masuk musim penghujan, waduknya juga sekarang kan dangkalBoyolali (ANTARA) - Ratusan warga menyerbu objek wisata Waduk Bade yang ada di Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk mencari ikan karena pengeringan air.
Pantauan di lapangan, Rabu, tidak sedikit warga yang masuk ke dalam waduk. Sebagian di antaranya menjaring ikan dan sebagian lagi memancing.
Salah satunya Yudi Aryadi, warga Desa Cepresan, Kecamatan Andong, Boyolali ini berada di Waduk Bade sejak pukul 09.30 WIB hingga sore hari dan berhasil mengumpulkan lebih dari 10 kg ikan nila.
"Saya ke sini dengan empat teman, ini nanti ikannya mau dipakai pesta sama tetangga-tetangga. Tadi ada yang ingin beli tapi kami tidak jual," katanya.
Ia mengatakan sudah sejak tiga hari yang lalu selalu menjaring ikan di waduk tersebut.
Ia mendengar Waduk Bade dikeringkan dari beberapa teman.
"Waktu awal dikeringkan malah ikannya besar-besar, ini tinggal yang kecil-kecil. Ukurannya hanya sekitar dua jari," katanya.
Baca juga: Volume Air Waduk Bade Boyolali Tinggal 10 Persen
Sementara itu, Eko, warga sekitar juga aktif mencari ikan sejak awal waduk dikeringkan, yaitu sejak satu minggu yang lalu.
"Ini tadi dibeli beberapa wisatawan, saya jual murah saja karena kan memang ini hanya dapat gratis," katanya.
Mengenai pengeringan waduk tersebut, dikatakannya, baru kali ini dilakukan.
"Dari informasi yang saya dengar, katanya mau diperdalam. Kan ini sudah masuk musim penghujan, waduknya juga sekarang kan dangkal," katanya.
Salah satu pengunjung Sri Purwani juga membeli ikan dari warga setempat. Warga Kecamatan Boyolali ini membeli ikan nila dengan harga cukup murah.
"Tadi saya dapat satu plastik, mungkin sekitar 2-3 kg. Harganya cuma Rp10.000," katanya.
Baca juga: Pesona Waduk Bade Boyolali yang diminati pemancing dan wisatawan
Baca juga: Waduk Bade Boyolali airi 1.353 hektare sawah
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024