Disporapar Wonogiri sebut gajah yang dirantai sedang birahi
Wonogiri (ANTARA) - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Wonogiri menyebut gajah yang sempat viral di media sosial karena dirantai sedang mengalami masa birahi.
"Posisi gajah yang dirantai ini untuk menjaga keselamatan mahot (pawang gajah) dan pengunjung," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri Haryanto di Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu.
Bahkan, dikatakannya, pengandangan saja tidak cukup dilakukan menyikapi gajah yang sedang birahi. Oleh karena itu, perantaian dilakukan pada gajah jantan maupun betina.
"Walaupun ada pagar sekuat itu pun, setinggi itu pun, dengan mudahnya dapat dirobohkan. Termasuk rantai, kalau saat gajah agresif itu bisa diputus dengan mudahnya," katanya.
Ia mengatakan perantaian gajah di kawasan Waduk Gajah Mungkur (WGM) tersebut akan dilakukan sampaikan dengan masa birahi berakhir. Menurut dia, untuk gajah jantan masa birahi gajah terjadi sekitar 1-6 bulan dalam waktu satu tahun.
Sedangkan untuk gajah betina selama dua minggu namun bisa terjadi sampai dengan tiga kali dalam waktu satu tahun.
"Gajah ini harus dirantai karena selama masa birahi kelakuannya lebih agresif, termasuk juga untuk menjaga gajah betina agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Meski dirantai, dikatakannya, sekali sehari rantai tersebut dilepas dan gajah diajak jalan-jalan oleh mahot agar tidak stres.
Ia juga menampik adanya anggapan gajah koleksi WGM dalam kondisi tidak terawat.
"Kalau dikatakan gajah itu kurang terawat ataupun stres saya kira tidak juga, karena itu bisa diukur dari kesehatan gajah sendiri," katanya.
Ia mengatakan kondisi kesehatan gajah dapat dilihat dari kuku dan warna kulit.
"Kalau menurut pemahaman kami dan dokter hewan yang ada di sana memang kondisinya sehat, gemuk, bersih," katanya.
Baca juga: Inova dan Manohara, dua gajah koleksi Solo Safari mati
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025