Dukungan terhadap Agus Andrianto sebagai Kapolri mulai mengalir
Kamis, 31 Desember 2020 18:38 WIB
Tidak hanya mampu mengungkap kasus kasus pelik, tetapi sejak menjadi kapolsek pun sudah dicintai oleh masyarakat di tempatnya bertugas.Semarang (ANTARA) - Siapa yang kelak sebagai pengganti Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis hingga Kamis atau sampai pengujung tahun 2020 belum diketahui publik secara luas.
Namun, di akhir tahun ini, muncul dukungan terhadap mantan Kapolda Sumatera Utara Komjen Pol. Agus Andrianto dari Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumut.
Ketua Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumut Rajamin Sirait melalui percakapan WhatsApp kepada ANTARA, Kamis malam, menilai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol. Agus Andrianto layak menjadi Kapolri jika melihat dari rekam jejak yang mumpuni.
"Tidak hanya mampu mengungkap kasus kasus pelik, tetapi sejak menjadi kapolsek pun sudah dicintai oleh masyarakat di tempatnya bertugas," kata Rajamin Sirait, S.E. menilai mantan Kapolda Sumut itu.
Menurut dia, rekam jejak yang terpenting adalah Komjen Pol. Agus Andrianto mampu mengayomi masyarakat sejak masih menjabat sebagai kapolsek.
Sebagai mitra Polri, dia mengikuti rekam jejak semua mantan Kapolda Sumut, termasuk Jenderal Pol. Sutanto. Banyak ilmu yang diterima Komjen Pol. Agus dari mantan Kapolri tersebut.
Ia mencontohkan bentrok berdarah Nommensen pada tahun 2000. Pada saat itu, Agus menjabat Kasat Reskrim. Kapolda Sumut kala itu, Sutanto, memberikan wewenang penuh mengusut kejadian tersebut. Karena ekses tragedi bentrok itu, dua mahasiswa meninggal dunia.
"Mas Agus (Kabaharkam) mampu mengurai akar permasalahan peristiwa. Saya juga dilibatkan ketika itu. Hasilnya, peristiwa itu bukan sebuah tindakan yang salah, merupakan merupakan salah satu ekses kejadian brutal," katanya.
Kerja Agus lainnya adalah saat teror bom gereja menghantui warga Medan. Terornya beruntun dari satu gereja ke gereja lain. Komjen Agus, salah satu orang yang berhasil melakukan pencegahan sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Padahal, ketika itu belum ada pengetahuan soal bom.
Atas instruksi yang diberikan Jenderal Sutanto, mantan Kapolsek Sumbul itu lantas mengambil tindakan pencegahan. "Dengan membuat sekat-sekat dan mengoptimalkan patroli serta tindakan-tindakan lain sehingga teror bom parsel itu tidak terjadi," kenang Rajamin.
Artinya, Sumatera Utara ketika itu lolos dari ancaman pecahnya konflik horisontal. "Itu 'kan merupakan keberhasilan kerja beliau (Agus)," katanya.
Usai dimutasi ke Jawa Timur, keduanya jarang bertemu. Namun, sepengetahuan Rajamin, di sana, Komjen Pol. Agus menemui guru sekaligus bapak baginya. Karakter Agus, diakuinya, men-copy paste mantan Kapolri Jenderal Pol. (Purn.) Sutanto.
Di Dirtipidum Mabes pun, Agus menunjukkan kualitasnya sebagai penegak hukum yang mengedepankan profesionalitas. "Kasus Ahok juga beliau yang menangani, dan hasilnya berhasil diselesaikan secara bijak," kata Rajamin.
Agus juga dinilai berhasil mengamankan Pilpres 2019. Sebelumnya, Agus menjabat Wakapolda Sumut. Dia berperan sebagai waka yang baik hingga akhirnya diamanahi jabatan kapolda.
"Dialah orang pertama yang jadi kapolda dari waka," katanya.
"Tugas berat selanjutnya, sebagai kapolda, adalah penyelenggaraan Pilpres. Itu pun berhasil dan berlangsung aman, tidak ada gangguan dan konflik," kata Rajamin.
Agus mampu membuat polsek sejajaran Polda Sumut bersikap netral dan kompak, kala Pilpres. Pendekatan kepada masyarakat dan komunitas yang digalang Agus untuk menciptakan kamtibmas pun patut diacungi jempol.
Nilai lebih Agus lainnya adalah mampu menekan angka kejahatan di tengah masyatakat. Contohnya di Sumbul, Agus mampu menghidupkan perpolisian masyarakat.
"Masyarakat diajarkan untuk menjadi polisi pada diri sendiri. Ini yang sebenarnya diperlukan karena rasio jumlah polisi dengan masyarakat sangat terbatas. Jadi, ajarkan agar masyarakat menjadi polisi bagi dirinya sendiri," kata Rajamin.
Hasil maksimal perangkulan yang dilakukannya terhadap masyarakat, kata Rajamin, saat meninggalkan jabatan sebagai kapolsek di Sumbul, Dairi, Sumut, Agus muda pun diantar oleh tokoh masyarakat ke tempat dinasnya yang baru.
"Bayangkan, saat masih kapolsek saja beliau sudah membuat masyarakat mencintainya sebagai polisi. Itu dibuktikannya hingga beliau menjadi kapolda. Penjaga mesjid, bilal mayat, tukang becak, semua merasa senang atas sikap beliau," papar Rajamin lagi.
Dari sederet keberhasilan tersebut, Rajamin menyebut Komjen Pol. Agus Andrianto pantas dan patut menjadi Kapolri. Meski dia mewanti-wanti bukan kapasitasnya menetapkan siapa Kapolri nantinya.
Pengalaman demi pengalaman keberhasilan seorang Agus Andrianto itu sebetulnya dapat dijadikan tonggak awal untuk membenahi independensi Polri ke depan.
Rakyat berharap pada kepemimpinannya. Polri punya wajah baru yang menjunjung tinggi nilai integritas dan menjadikan masyarakat sebagai hukum tertinggi.
Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024