Logo Header Antaranews Jateng

Nelayan Cilacap masuki masa paceklik

Senin, 18 Januari 2021 13:36 WIB
Image Print
Nelayan Pantai Teluk Penyu, Cilacap, mengisi waktu selama tidak melaut dengan memperbaiki jaring agar siap digunakan saat musim angin baratan telah berlalu. ANTARA/HO-KN Pandanarang
Cilacap (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menghadapi masa panceklik seiring datangnya musim angin baratan di perairan selatan setempat dan Samudra Hindia selatan Pulau Jawa.

"Begitu angin di selatan Jawa murni baratan, nelayan menghadapi masa paila (paceklik)," kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Tarmuji di Cilacap, Senin.

Menurut dia, musim angin baratan di Samudra Hindia selatan Jawa khususnya wilayah perairan selatan Kabupaten Cilacap sudah berlangsung sekitar satu pekan.

Ia mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan gelombang di perairan selatan Kabupaten Cilacap menjadi tinggi.

Baca juga: Wabup Cilacap ajak nelayan budayakan menabung

Oleh karena itu, kata dia, nelayan di Kabupaten Cilacap khususnya Pantai Teluk Penyu tidak berani melaut.

"Sebelum musim angin baratan datang, nelayan yang melaut pun sulit mendapatkan ikan karena saat itu juga sering terjadi gelombang tinggi, apalagi sekarang," katanya.

Terkait dengan hal itu, Tarmuji mengatakan sebagian besar nelayan mengisi waktu selama tidak melaut dengan memperbaiki alat tangkap maupun perahu mereka.

Menurut dia, hal itu dilakukan nelayan agar alat tangkap maupun perahu mereka siap digunakan ketika musim angin baratan telah berlalu.

"Selain itu, ada juga nelayan yang kerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga selama mereka tidak melaut," katanya.

Baca juga: Gelombang tinggi, sebagian nelayan Cilacap nekat melaut

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan saat wilayah perairan selatan Kabupaten Cilacap dan Samudra Hindia selatan Jawa telah dipengaruhi musim angin baratan.

"Oleh karena itu, kami mengimbau nelayan untuk berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi saat melaut," katanya. 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024