Gibran tidak ingin mudik hancurkan capaian pemulihan ekonomi Solo
Rabu, 7 April 2021 16:02 WIB
"Satu bulan yang sudah cukup baik ini nanti kalau dihancurkan sama mobilitas warga ketika mudik, ini nanti kita mengulangi lagi dari nol," katanya saat menjadi pembicara acara Forum Pegiat Wisata Kota Surakarta di Solo, Rabu.
Apalagi, pada bulan Juli pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai sehingga pihaknya berupaya untuk menjaga kondusivitas Kota Surakarta.
Baca juga: Jateng siapkan tempat karantina masyarakat nekat mudik
"Kami ingin grafik yang sudah baik ini (tetap terjaga), kita sekarang sudah di zona hijau, kemarin saya cek ada beberapa zona kuning dan zona oranye tetapi sedikit banget, kalau tidak salah zona oranye ada dua. Ini bisa kami perbaiki lagi dengan mempercepat vaksinasi, targetnya sehari 5.000 vaksin kami suntikkan," katanya.
Terkait hal tersebut pihaknya berharap agar pelaku wisata termasuk sektor perhotelan lebih bersabar mengingat momentum Lebaran biasanya dimanfaatkan oleh pelaku wisata untuk meraup keuntungan.
"Ini pasti bapak ibu banyak sekali yang tidak setuju dengan aturan mudik ini, tetapi kami jelaskan sekali lagi kalau nanti grafiknya naik lagi maka ekonomi akan memburuk lagi. Ini yang sudah baik kita pertahankan kita bersabar sekali lagi, saya yakin kalau Juni-Juli ekonomi akan makin membaik. Kalau ekonomi memburuk ini nanti 'wellness tourism' semuanya akan tidak bisa dilaksanakan di semester kedua tahun 2021," katanya.
Sementara itu, untuk terus memulihkan kondisi ekonomi di Kota Solo, usai Lebaran mendatang pihaknya telah mempersiapkan banyak event yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian.
Ia bahkan siap menjadi "marketing" atau "brand ambrassador" bagi pelaku wisata di Kota Solo asalkan para pelaku wisata bersedia bekerja sama melakukan pemulihan ekonomi.
"Kami juga sudah banyak mempersiapkan sejumlah event, kemarin ada di tengah pandemi sudah naik Piala Menpora, jadi seperti komitmen kampanye saya dulu saya akan jadi 'marketing', saya akan menarik event-event ke Solo," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta agar pelaku wisata lebih bersabar.
"Saya tahu tahun 2020/2021 semuanya stabil, saya tidak ingin mempersulit itu, tetapi saya yakin juga sebelum ini hotel-hotel sudah mulai ramai dan rumah makan sudah mulai ramai. Namun tetap mudik dilarang, yang 'ngeyel' (nekat) mudik akan dikarantina. Yang 'ngeyel' mudik harus membawa 'swab' paling tidak antigen, yang sudah vaksin tapi tetap 'ngeyel' mudik tetap dikarantina," katanya.
Baca juga: Petanesia Cilacap imbau masyarakat pahami larangan mudik
Baca juga: Larangan mudik, dua bandara baru di Jateng batal layani pemudik Lebaran 2021
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024