Logo Header Antaranews Jateng

India cetak rekor baru global kasus COVID-19, AS siap bantu

Minggu, 25 April 2021 15:08 WIB
Image Print
Warga mengkremasi jenazah yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Sabtu (24/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/WSJ/cfo (REUTERS/DANISH SIDDIQUI)
New Delhi (ANTARA) - India mencetak rekor baru global dari jumlah infeksi virus corona terbanyak dalam sehari, ketika Amerika Serikat mengatakan sedang berpacu untuk mengirim bantuan ke negara itu.

Jumlah kasus di India melonjak 349.691 dalam 24 jam terakhir, rekor hari keempat berturut-turut, dan rumah sakit di Delhi dan di seluruh negeri menolak pasien setelah kehabisan oksigen dan tempat tidur medis.

“Hati kami tertuju kepada rakyat India di tengah wabah COVID-19 yang mengerikan. Kami bekerja sama dengan mitra kami di pemerintah India, dan kami akan segera memberikan dukungan tambahan kepada rakyat India dan pahlawan perawatan kesehatan India, " Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan di twitter.

Amerika Serikat telah menghadapi kritik di India karena kontrol ekspornya pada bahan mentah untuk vaksin yang diberlakukan melalui Undang-Undang Produksi Pertahanan dan embargo ekspor terkait pada Februari.

Baca juga: Banjir korban meninggal COVID-19, India mulai kremasi massal

Institut Serum India (SII), pembuat vaksin terbesar di dunia, bulan ini mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mencabut embargo ekspor bahan mentah AS yang mengganggu produksi vaksin AstraZeneca.

Yang lainnya seperti Anggota Kongres AS Raja Krishnamoorthi mendesak pemerintahan Biden untuk merilis vaksin yang tidak digunakan ke India. "Ketika orang-orang di India dan di tempat lain sangat membutuhkan bantuan, kami tidak dapat membiarkan vaksin berada di gudang, kami perlu mengirimkan di tempat yang dapat menyelamatkan nyawa," katanya.

Hitungan total infeksi di India mencapai 16,96 juta dan kematian 192.311 setelah 2.767 lainnya meninggal dalam semalam, data kementerian kesehatan menunjukkan.

Dalam sebulan terakhir saja, kasus harian meningkat delapan kali lipat dan kematian sepuluh kali lipat. Pakar kesehatan mengatakan jumlah kematian mungkin jauh lebih tinggi.

Orang-orang mengatur tandu dan tabung oksigen di luar rumah sakit ketika mereka dengan putus asa meminta pihak berwenang untuk menerima pasien, kata fotografer Reuters.

"Setiap hari, situasinya sama, kami dibiarkan dengan oksigen selama dua jam, kami hanya mendapat jaminan dari pihak berwenang," kata seorang dokter di televisi.

Lonjakan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada pertengahan Mei dengan jumlah infeksi harian mencapai setengah juta, kata Indian Express mengutip penilaian internal pemerintah.

V.K. Paul, seorang pemimpin gugus tugas COVID, membuat presentasi selama pertemuan dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan menteri utama negara bagian dan mengatakan bahwa infrastruktur kesehatan di negara bagian yang padat penduduk tidak cukup memadai untuk mengatasinya, menurut surat kabar itu.

Paul tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Para ahli mengatakan India menjadi terlena di musim dingin, ketika kasus baru berjalan sekitar 10.000 per hari dan tampaknya terkendali. Pihak berwenang mencabut batasan, memungkinkan dimulainya kembali pertemuan besar.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sejumlah negara berebut vaksin setelah pembatasan ekspor India
Baca juga: India embargo vaksin AstraZeneca, Kemenkes jaga stok pada April


Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024