Logo Header Antaranews Jateng

Cegah stunting, Pemkot Pekalongan lakukan pendampingan pranikah

Sabtu, 11 Juni 2022 17:50 WIB
Image Print
Petugas Dinas Kesehatan Kota Pekalongan sedang melakukan pemeriksaan pada ibu hamil. (Humas/HO-Humas Kota Pekalongan)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berkomitmen akan melakukan pendampingan pranikah bagi para calon pengantin sebagai upaya mencegah kasus kekerdilan pada anak (stunting).

Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosyidi di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa pada proses pendampingan ini, pihaknya akan bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama dan Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) setempat.

"Kami akan memberikan pemahaman pada para calon pengantin supaya saat mereka sudah siap hamil dan memiliki anak agar anak yang dilahirkan bisa tumbuh dengan sehat, menjadi generasi yang berkualitas, dan tidak mengalami stunting," katanya.

Menurut dia,, pihaknya segera melakukan metode suspanik (kursus pranikah) bagi para calon pengantin dalam pencegahan kasus kekerdilan anak mulai dari 3 bulan pertama sebelum masa kehamilan (prakonsepsi), pengecekan, dan pemeriksaan kesehatan calon pengantin untuk mendeteksi adanya kekurangan gizi atau anemia.

Kota Pekalongan, kata dia, telah membentuk tim percepatan penurunan angka kasus kekerdilan pada anak yang merupakan bagian dari aksi konvergensi pencegahan kasus tersebut.

"Dalam bidang perubahan perilaku, kami telah membentuk tim pendamping keluarga sebanyak 236 orang, dimana masing-masing tim terdiri atas 3 orang bidan, kader keluarga berencana, dan tim pembina PKK yang akan melakukan serangkaian kegiatan pendampingan yang diberikan kepada para keluarga dimulai sejak menjadi calon pengantin atau calon pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu pascamelahirkan, dan anak usia 0 tahun sampai 5 tahun," katanya.

Baca juga: Gubernur Jateng bentuk tim percepatan penurunan tengkes

Ia mengatakan tim pendamping keluarga bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan pemberian bantuan sosial, serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.

"Kami akan memfokuskan sisi pencegahan sehingga ada intervensi spesifik dari dinas kesehatan dan intervensi sensitif untuk menunjang intervensi spesifik berupa perubahan perilaku, pemenuhan sarana dan prasarana lingkungan yang sehat sehingga nanti menghasilkan keluarga yang berkualitas," katanya.

Yos Rosyidi menambahkan untuk mencegah kasus kekerdilan pada anak lebih dini maka diperlukan langkah dari hulu dengan melakukan pendampingan bagi para calon pengantin.

Baca juga: Tim UI akan lakukan penelitian kasus tengkes di Temanggung

Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024