Logo Header Antaranews Jateng

Warga Grobogan diminta waspada angin kencang

Senin, 10 Oktober 2022 18:12 WIB
Image Print
Sejumlah anak bermain di depan bangunan SD 2 Jono di Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang roboh akibat diterjang angin kencang. ANTARA/HO-BPBD Grobogan.
Grobogan (ANTARA) - Masyarakat di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, diminta mewaspadai ancaman angin kencang, karena sudah ada daerah di kota ini yang dilanda bencana angin kencang.

"Hujan deras yang disertai angin kencang pada Minggu (9/10) pukul 16.00 WIB, mengakibatkan puluhan rumah rusak dan gedung sekolah roboh," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan di Grobogan, Senin.

Bangunan sekolah yang roboh, kata dia, merupakan SD 2 Jono di Kecamatan Tawangharjo, serta beberapa rumah juga rusak bagian atapnya, karena gentengnya berjatuhan akibat diterjang angin kencang.

Sementara di Kecamatan Ngaringan, kata dia, terdapat satu rumah warga yang teras bagian depannya hampir roboh diterjang angin kencang dan 10 rumah lainnya di Desa Sumberagung rusak ringan hingga sedang.

Untuk Kecamatan Toroh, imbuh dia, terdapat 18 rumah warga Desa Pilangpayung bagian atapnya mengalami rusak ringan, karena gentengnya berjatuhan dan atap dari bahan asbes juga ikut diterpa angin.

Angin kencang juga merobohkan pohon hingga menghalangi akses jalan di Desa Pilangpayung dan ada pohon yang tumbang menimpa bangunan bagian belakang SD 6 Sindurejo.

Baca juga: 24 rumah di Kudus rusak diterjang angin kencang

Untuk itu, katanya, masyarakat patut waspada terhadap bencana angin kencang maupun bencana alam lainnya, sehingga dampaknya bisa diminimalkan. Apalagi, intensitas hujan mulai meningkat.

"Kami juga melakukan penyebaran informasi cuaca, situasi terkini, peringatan dini cuaca dari BMKG ke grup WhatsApp kebencanaan," ujarnya.

Kepala Desa Jono Eka Winarna mengungkapkan tiga ruang kelas di SD 2 Jono yang roboh tersebut, selama ini tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, karena kondisi bangunan yang mulai rusak.

Sejak lima tahun lalu, kata dia, ruang kelas 1, 2 dan 3 yang ambruk itu tidak dipakai, sedangkan siswanya dipindah ke ruang lain yang layak, karena banyak ruang lain yang masih bisa digunakan.

Bangunan SD tersebut roboh, diperkirakan pada Minggu (9/10) sekitar pukul 16.00 WIB, ketika turun hujan dengan intensitas tinggi.

Baca juga: Banyumas tingkatkan mitigasi dampak bencana hidrometeorologi
Baca juga: Wilayah Jateng selatan waspadai bencana hidrometeorologi


Pewarta :
Editor: M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025