Logo Header Antaranews Jateng

BBPBAP Jepara gandeng swasta kembangkan budidaya rumput laut

Rabu, 28 Desember 2022 09:00 WIB
Image Print
Kepala BBPBAP Jepara Supito saat memimpin Focus Group Discussion (FGD) atau kelompok diskusi terarah di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah. ANTARA/HO-BBPBAP.
Jepara (ANTARA) - Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah, menggandeng PT Bhumi Jati Power untuk pengembangan budi daya rumput laut di desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara melalui skema program CSR perusahaan.

"Dukungan program tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility/CSR) mencakup semua segmen produksi, termasuk bimbingan teknis dan hilirisasi atau pengembangan produk," kata Kepala BBPBAP Jepara Supito di Jepara, Selasa.

Sementara untuk proses produksi budidaya, kata dia, pada tahap awal akan diberikan dukungan sebanyak 40 paket program budidaya dengan sasaran sebanyak 20 orang pembudidaya.

Ia mengungkapkan program tersebut dalam rangka pengembangan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat pesisir. Komoditas rumput laut dinilai menjadi alternatif usaha paling prospektif digeluti terutama oleh para nelayan saat musim paceklik.

Alasan menggandeng swasta disebabkan karena adanya keterbatasan pembiayaan program melalui APBN, sehingga kerja sama dengan multi pihak akan terus didorong.

"Pelaksanaan melalui skema program CSR PT Bhumi Jati Power, tentunya sangat strategis dan ini bentuk awal kolaborasi yang baik, bagaimana kita punya komitmen yang sama untuk hadir dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir," ujarnya.

Untuk merealisasikan kerja sama multi pihak, BBPBAP Jepara juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) atau kelompok diskusi terarah sebagai sarana menampung dukungan multi pihak, sehingga akan ada tindakan perencanaan yang konkrit dalam jangka pendek.

Sementara itu, CSR Leader PT Bhumi Jati Power Handoko Agung menegaskan pihaknya sangat berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam perbaikan ekonomi masyarakat pesisir.

Oleh karena itu, dia berharap program pengembangan usaha rumput laut ini bisa berkelanjutan. Kehadiran BBPBAP Jepara dan dukungan semua pihak sangat diharapkan, sehingga program benar-benar dirasakan manfaatnya.

"Melalui program ini, diharapkan bisa menciptakan model bisnis yang terpadu mulai dari hulu-hilir. Sedangkan FGD yang digelar sebelumnya fokus menggalang dukungan dan komitmen semua pihak, termasuk pengembangan potensi lain juga perlu dipelajari lebih lanjut, seperti budidaya bandeng," ujarnya.

Adapun hasil rumusan FGD yang akan segera ditindaklanjuti dalam jangka pendek, yakni mencakup fasilitasi aspek legalitas pemanfaatan ruang laut, pengembangan inovasi teknologi untuk menjamin kontinuitas produksi, penguatan inovasi diversifikasi produk olahan rumput laut, penguatan kelembagaan dan kapasitas SDM kelompok pembudidaya dan UMKM pengolah produk rumput laut.

Selain itu, nantinya juga dilakukan penguatan promosi, pengembangan merek, pengemasan dan standarisasi produk. Kemudian dilanjutkan penguatan dan perluasan pasar.

Hasil kajian kelayakan tim ahli BBPBAP Jepara tahun 2021 mencatat potensi indikatif lahan untuk pengembangan budidaya rumput laut di perairan Bondo mencapai 44,36 hektare dengan estimasi kapasitas produksi optimal yang dapat digenjot lebih kurang 350 ton berat basah per siklus selama 45 hari.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024