Logo Header Antaranews Jateng

Cegah stunting, Pemkab Boyolali libatkan ratusan tim pendamping keluarga

Minggu, 5 Maret 2023 13:20 WIB
Image Print
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalila, di Boyolali, ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah menyebutkan telah menyiapkan ratusan anggota tim pendamping keluarga (TPK) untuk penanganan percepatan penurunan kasus stunting di wilayah itu.

Ada sebanyak 818 TPK dari 2.464 kader yang tersebar di 22 kecamatan di Boyolali yang disiapkan dan sedang mengikuti peningkatan pelatihan pengetahuan dan keterampilan untuk percepatan penurunan stunting, kata Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalila, di Boyolali, Minggu.

"Kegiatan peningkatan pelatihan pengetahuan dan keterampilan bagi 818 TPK sedang berjalan satu pekan ini, dan akan selesai pada pertengahan Maret mendatang," kata Ratri.

Petugas TPK tersebut terdiri atas tiga unsur, yakni tenaga bidan, kader pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan kader keluarga berencana (KB). Mereka disiapkan untuk percepatan penurunan kasus stunting di daerah. TPK rata-rata setiap rukun tetangga (RT) sebanyak dua hingga tiga anggota, karena kader TPK satu tim ada tiga orang.

"TPK itu, bertugas mendampingi keluarga dengan kasus balita stunting dan keluarga yang berisiko stunting. TPK rata-rata setiap di rukun tetangga (RT) sebanyak dua hingga tiga TPK. Karena, kader TPK satu tim ada tiga orang," katanya.

Ada lima sasaran yang didampingi keluarga yang berisiko stunting antara lain calon pengantin, ibu hamil, bayi usia dua tahun, bayi usia lima tahun, dan ibu pascabersalin.

Sementara itu, berdasarkan data terbaru kasus stunting di Boyolali tahun ini, sekitar 7,06 persen dengan jumlah kasus sebanyak 4.137 kasus atau menurun dibanding tahun sebelumnya sekitar 8 persen.

Selain itu, Pemkab Boyolali melalui Dinas Kesehatan setempat juga melaksanakan program kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif stunting (Kepiting) untuk menekan angka stunting, di Balai Desa Cerme Kecamatan Juwangi.

Menurut Kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti inovasi program Kepiting yang digelar di Kecamatan Juwangi kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif untuk percepatan penurunan stunting. Sasarannya Balita stunting dan keluarga yang beresiko stunting.

Puji Astuti menyampaikan program baru diambil satu desa untuk percontohan, dimana dilakukan edukasi tentang stunting. Sasaran untuk satu desa menjadi sampel adalah empat ibu hamil dan tujuh Balita.

Rencana selanjutnya dengan pengukuran ulang apakah betul balita yang diukur stunting itu, betul-betul stunting. Jika dari pengukuran ulang betul stunting, maka dibuat buku panduan untuk menyusun menu konsumsi setiap harinya sesuai kelompok umur.

"Kami lihat kepatuhan terhadap penyajian menunya selama tiga bulan bagaimana hasilnya dengan pendampingan kader," katanya.

Dia mengatakan secara umum kondisi kasus tunting di Boyolali sudah terkendali. Artinya, jumlah kasus stunting di Boyolali dibandingkan kasus nasional masih di bawahnya. Jumlah balita stunting di Boyolali, sekitar 7,06 persen dengan jumlah kasus sebanyak 4.137 kasus. Sedangkan dibanding nasional pada angka sekitar 21 persen. ***3***
 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025