Logo Header Antaranews Jateng

Gubernur Jateng beri perhatian lebih ibu hamil untuk cegah tengkes

Selasa, 18 Juli 2023 15:02 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbincang dengan ibu-ibu hamil di Desa Blerong, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Selasa (18/7/2023). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)

Demak (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan perhatian lebih kepada para ibu hamil dengan risiko tinggi sebagai upaya mencegah tengkes.

“Stunting harus menjadi perhatian seluruh komponen masyarakat karena hal ini juga berkaitan dengan penyiapan generasi Indonesia Emas dan mencapai target nasional di angka 14 pada 2024 mendatang berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),” katanya saat kunjungan kerja ke Desa Blerong, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Selasa.

Berdasarkan data saat ini, di Desa Blerong, Kecamatan Guntur tercatat 32 kasus tengkes.

Ia menyebut pemerintah desa mempunyai mitigasi penanganan tengkes yang relatif baik, yakni dengan pendampingan intensif selama 120 hari ditambah pemberian penambah nafsu makan, namun hal tersebut belum terlaksana tahun ini karena kendala anggaran.

“Tapi ini sumbernya masih berharap pada ADD, maka tadi saya minta kalau anggarannya kurang, persoalan stuntingnya tetap didata, nanti disampaikan pada Ibu Bupati atau kepada gubernur sehingga kalau ada yang kurang kita yang nambahin,” ujarnya.

Ia menyatakan pentingnya pendataan juga berpengaruh pada penanganan kemiskinan ekstrem sebab tengkes menjadi bagian tak terpisah dari isu tersebut.

“Makanya ini kita kebut, cerita-cerita seperti ini yang kita sampaikan, pengecekan langsung di lapangan kita lakukan, dan kita mesti mendapatkan laporan rutin. Ini yang menurut saya penting, agar kita bisa memastikan treatment-nya (penanganan) diberikan sehingga nanti potensi angka turunnya bisa terbaca dengan baik,” katanya.

Dalam empat tahun terakhir, Ganjar berhasil menurunkan angka tengkes di Jawa Tengah.

Berdasarkan data dari e-PPBGM, angka tengkes di Jawa Tengah pada 2018 tercatat 24,4 persen, kemudian turun menjadi 18,3 persen pada 2019. Pada 2020, angka tersebut turun menjadi 14,5 persen dan pada 2021 menjadi 12,8 persen, hingga pada 2022 mencapai angka 11,9 persen.

Keberhasilan menekan angka tengkes tidak lepas dari keberhasilan program-program yang diinisiasi, di antaranya Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, One Student One Client, dan yang terbaru peluncuran beras fortifikasi sebagai tambahan gizi bagi ibu hamil.

Ganjar optimistis bahwa angka tengkes di Jateng dapat terus menurun melalui koordinasi dan inovasi yang dilakukan para kader kesehatan di daerah tersebut.

Baca juga: Ada 37 PSN di Jateng senilai Rp258,76 triliun, ini perkembangannya



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024