Logo Header Antaranews Jateng

Kisah sekelompok pemuda Boyolali majukan agroforestri di lereng Merapi

Selasa, 15 Agustus 2023 13:47 WIB
Image Print
Wilayah pembudidayaan kopi di Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Selasa (15/8/2023). ANTARA/Aris Wasita
Boyolali (ANTARA) -
Sekelompok pemuda asal Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah berhasil mengembangkan agroforestri di lereng Gunung Merapi.
 
Ketua Kelompok Karya Muda Komunitas Petani Konservasi Joko Susanto di Boyolali, Selasa mengatakan para pemuda berhasil memberdayakan tanaman hortikultura yang bisa dijadikan penghasilan.
 
Ia mengatakan awalnya kelompok yang berdiri tahun 2016 tersebut melakukan konservasi anggrek spesies khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang hampir punah.
 
"Kami kasihan waktu itu melihat anggrek Merapi itu sudah hampir punah," katanya.
 
Namun setelah memperoleh pendampingan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Karanganyar dan perusahaan swasta AQUA Klaten, saat ini sudah ada puluhan pohon anggrek Merapi yang dikembangkan oleh belasan pemuda ini.
 
"Anggrek ini terdiri dari 23 varian, salah satunya Vanda Tricolor. Kalau jumlah varian anggrek Merapi ini kan seharusnya ada lebih dari 130 jenis," katanya.
 
Ia mengatakan saat ini bersama kawan-kawannya sedang merawat puluhan pohon anggrek di dalam sebuah rumah hijau berukuran 4x6 meter. Mereka merawat anggrek selama 1,5 - 2 tahun sebelum dilepasliarkan ke area Gunung Merapi.
 
"Masyarakat juga bisa membeli anggrek-anggrek tersebut dari warga, tapi untuk dikembalikan ke Taman Nasional Gunung Merapi dan tidak bisa dibawa pulang. Tak hanya dirawat di green house, di lokasi konservasi tersebut juga ada laboratorium kultur jaringan untuk memperbanyak anggrek," katanya.
 
Sementara itu, bimbingan lain yang diberikan yakni budidaya tanaman kopi di lereng-lereng Merapi di luar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Pendampingan dilakukan untuk menjaga konservasi air dan mencegah longsornya tanah.
 
"Selain itu, dari tanaman kopi ini bijinya bisa diolah sendiri dengan memberdayakan pemuda-pemuda yang tinggal di Desa Mriyan. Alhamdulillah pemuda di sini nggak ada yang merantau, nggak ada yang ke luar desa. Tetap masih konsisten dengan pekerjaannya sebagai tani, sebagai anak desa," katanya.
 
Bahkan, saat ini para pemuda Desa Mriyan berhasil mendirikan Kedai Kopi Gumuk dengan salah satu menu minuman unggulan Gumuk Coffee.


Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024