Pengusaha mebel Jepara mulai lirik pasar lokal
Jumat, 20 Oktober 2023 16:39 WIB
"Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, juga tidak berdampak signifikan terhadap transaksi ekspor mebel karena menurunnya daya beli masyarakat di luar negeri," kata Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Kabupaten Jepara Sahli Rais di Jepara, Jumat.
Salah satu negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan permintaan mebel Jepara, kata dia, adalah pasar Amerika Serikat, menyusul tingginya inflasi dan dampak perang Ukrania dan Rusia.
Permasalahan serupa, kata dia, juga dialami pengusaha mebel lain yang berorientasi ekspor dengan tujuan Eropa.
Menurut dia penurunan nilai tukar rupiah memang bisa meningkatkan transaksi pembelian mebel karena bagi pembeli dari luar negeri, harga produk mebel Indonesia semakin murah. Akan tetapi, realitas di lapangan tidak demikian karena pasar ekspor mebel memang cenderung lesu.
"Bagi pengusaha mebel ketika menerima pesanan produk mebel untuk tujuan ekspor, penetapan kurs rupiah terhadap dolar yang ditawarkan kepada pembeli juga sudah mempertimbangkan naik turunnya nilai tukar rupiah, sehingga ketika ada pelemahan nilai tukar rupiah tidak mengalami kerugian," ujarnya.
Apalagi, kata dia, kerja sama dengan para pembeli dari luar negeri juga cukup bagus, sehingga saling memahami.
Untuk saat ini, imbuh dia, para pengusaha mebel Jepara tidak hanya melirik pasar lokal, melainkan ada pula yang mulai melirik pasar Asia serta Timur Tengah yang mulai melonggarkan aturan transaksi jual beli produk asing.
Kelesuan pasar ekspor bisa dilihat dari transaksi masing-masing pengusaha mebel yang setiap bulan bisa mengirim dua hingga tiga kontainer, kini hanya satu kontainer. Sedangkan yang setiap bulan biasa mengirim hingga 30-an kontainer, kini turun hingga 70-an persen.
Baca juga: Solo Great Sale dibuka dengan gelaran pameran mebel berkualitas ekspor
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024