Logo Header Antaranews Jateng

BMKG: Waspadai potensi terjadinya puting beliung saat pancaroba

Kamis, 2 November 2023 10:05 WIB
Image Print
Ilustrasi - Angin puting memorakporandakan atap rumah warga Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Rabu (1/3/2023). ANTARA/HO-Kecamatan Bantarsari
Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Klimatologi (BMKG) mengimbau masyarakat Jawa Tengah (Jateng) khususnya yang berada di wilayah selatan maupun pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai potensi terjadinya angin puting beliung saat pancaroba.

"Saat ini masih berlangsung pancaroba atau masa peralihan musim, yakni dari kemarau menuju musim hujan. Secara umum, wilayah Jateng akan memasuki awal musim hujan pada bulan November ini," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis.  

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap angin puting beliung yang berpotensi terjadi saat pancaroba.

Menurut dia, angin puting beliung berpotensi terjadi terutama ketika kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari terlihat cerah dan panas terik.

Akan tetapi saat menjelang sore hingga sore hari atau menjelang malam hari, lanjut dia, terlihat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang berbentuk seperti bunga kol, menjulang, serta berwarna hitam gelap.

"Awan Cb ini yang berpotensi mengakibatkan terjadinya hujan lebat dengan durasi singkat disertai petir dan angin kencang atau yang dikenal dengan sebutan angin puting beliung," katanya.

Ia mengatakan terjadinya angin puting beliung sulit diprediksi meskipun secara kasat mata terlihat adanya awan Cb yang merupakan salah satu faktor pemicunya.

Menurut dia, angin puting beliung memiliki karakteristik berupa durasi yang singkat atau sekitar 10 menit dan lokasi kejadiannya sangat lokal berkisar lima sampai 10 kilometer serta kecil kemungkinan terjadi kembali di tempat yang sama.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan melakukan langkah-langkah pengurangan risiko bencana.

"Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana angin beliung, antara lain memangkas pohon untuk mengurangi kerimbunan, atau tebang pohon yang sudah mati agar tidak roboh terkena angin," katanya.


Baca juga: Waspada angin kencang di masa pancaroba

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024