Logo Header Antaranews Jateng

Melihat SPAM Semarang Barat, penopang kebutuhan air Kota Atlas

Senin, 18 Maret 2024 09:30 WIB
Image Print
Proyek Strategis Nasional Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Semarang Barat di Provinsi Jawa Tengah. ANTARA/HO - Kementerian PUPR
Meski baru diresmikan awal tahun ini, SPAM Semarang Barat sebenarnya telah digagas sejak 2018, dan telah dioperasikan perdana pada 2021 semasa Hendrar Prihadi masih menjadi Wali Kota Semarang.

Selain di Kota Semarang, Kementerian PUPR juga telah membangun fasilitas serupa di sejumlah daerah, seperti SPAM Umbulan di Jawa Timur, SPAM Kartamantul di Yogyakarta, dan SPAM di Bandarlampung.

Namun, SPAM Semarang Barat sebagai proyek strategis nasional (PSN) tercatat sebagai SPAM pertama di Indonesia yang dikelola menggunakan skema KPBU atau kolaborasi berbagai pihak.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan bahwa pembangunan SPAM Semarang Barat merupakan hasil kolaborasi untuk mewujudkan air bersih, seiring kebutuhan masyarakat terhadap air untuk dikonsumsi.

SPAM Semarang Barat merupakan bentuk kaloborasi luar biasa antara Pemerintah Pusat, daerah, dan swasta. "Ini kolaborasi yang luar biasa karena air minum kebutuhan sangat banyak," katanya.

Bahkan, SPAM Semarang Barat digadang mampu menyelesaikan krisis air bersih, terutama yang terjadi di wilayah Semarang Barat, Tugu, dan Ngaliyan, serta menjadi pengendali pemanfaatan ABT.

Seiring dengan pengoperasian SPAM Semarang Barat, cakupan layanan PDAM Tirta Moedal juga makin luas, setidaknya bertambah menjadi 80 persen, dari cakupan semula 60-65 persen.

Tak berhenti dengan dibangunnya SPAM Semarang Barat, PDAM Tirta Moedal juga terus menambah jaringan distribusi kepada masyarakat dengan perpipaan kecil ke berbagai kawasan permukiman.

Masyarakat tentu berharap keberadaan SPAM Semarang Barat mampu menjawab berbagai persoalan, khususnya mengenai air bersih yang selama ini dikeluhkan masyarakat yang belum tercakup layanan PDAM.

Dengan cakupan layanan air bersih PDAM yang kian luas, Pemerintah Kota Semarang pun semestinya bisa lebih tegas dalam menertibkan penggunaan ABT secara serampangan dan melanggar aturan.

Apalagi, dampak dari penurunan muka tanah telah sangat dirasakan masyarakat. Jadi, jika tak segera ditindak tegas bukan tidak mungkin Kota Semarang akan makin cepat tenggelam.

 


Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024