Logo Header Antaranews Jateng

Dinkes sebut kasus DBD di Boyolali terus menurun

Rabu, 22 Mei 2024 09:52 WIB
Image Print
Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dokter Puji Astuti, memberikan keterangan kasus DBD di Boyolali, Rabu (22/5/2024). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan kasus penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) pada 22 kecamatan wilayah itu hingga Mei 2024 terus menurun.

"Jumlah kasus DBD di Boyolali pada Mei tahun ini tercatat ada 48 kasus atau menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Puji Astuti, di Boyolali, Rabu.

Ia menjelaskan kasus penyakit DBD di Boyolali sejak Januari hingga Mei mencapai 456 kasus, tetapi kini terus menurun kasusnya. Kasus DBD pada Januari tercatat ada 78 kasus, kemudian meningkat pada Februari mencapai 90 kasus.

Namun, kata dia, kasus DBD di Boyolali pada Maret meningkat mencapai 157 kasus, tetapi kemudian menurun pada April sebanyak 113 kasus dan pada Mei ini menurun lagi hanya 48 kasus.

Kendati demikian pihaknya berharap kasus DBD di Boyolali terus menurun dan masyarakat tetap sehat selama menjaga lingkungan masing-masing bersih serta bebas nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit DBD. 

"Kami berharap kasus DBD di Boyolali terus menurun dan tidak ada tambahan kasus lagi, sehingga Boyolali aman dari penyakit DBD," katanya.

Pihaknya terus mengimbau masyarakat tetap waspada dan konsisten dengan Gerakan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) untuk menurunkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di daerah masing-masing.

Selain itu Dinkes Boyolali terus mendorong puskesmas di setiap kecamatan bersama kader dan masyarakat melakukan pencegahan perkembangan nyamuk penyebab DBD dengan gerakan PJB untuk menurunkan ABJ.

"Kami gerakan pemeriksaan jenis berkala itu terus dilakukan semua wilayah kecamatan dan desa untuk mengantisipasi adanya nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD," katanya.

Pihaknya berharap masyarakat dapat meminta obat pembunuh jentik nyamuk atau Abate di puskesmas terdekat. Abate diberikan secara gratis untuk masyarakat selama persediaan masih ada. Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala mengarah ke DBD, kata dia, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Dinkes Surakarta optimalkan PSN seiring tingginya kasus DBD

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024