Ini kriteria lansia yang bisa disafariwukufkan

Sabtu, 8 Juni 2024 16:09 WIB

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan melakukan safari wukuf bagi jamaah lanjut usia (lansia) non-mandiri dan disabilitas. Persiapan pelaksanaan safari wukuf melibatkan petugas layanan lansia, disabilitas, tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). ANTARA/HO-Kemenag

Semarang (ANTARA) - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan melakukan safari wukuf bagi jamaah lanjut usia (lansia) non-mandiri dan disabilitas. Persiapan pelaksanaan safari wukuf melibatkan petugas layanan lansia, disabilitas, tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan program safari wukuf lansia non-mandiri tahun ini, PPIH mengalokasikan 27 orang dari setiap sektor. Kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jamaah calon haji disafariwukufkan.

“Petugas akan mengurus jamaah tersebut, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lainnya. Pelaksanaan safari wukuf lansia non-mandiri dilaksanakan tanggal 6 s.d.17 Zulhijah 1445 H,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (8/6/2024).

Ia menjelaskan PPIH telah menentukan persyaratan jamaah calon haji lansia dan disabilitas yang akan mengikuti safari wukuf lansia non-mandiri, yaitu pertama, jamaah calon haji lansia dan disabilitas yang tidak mandiri (tirah baring) dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan dasar (makan, minum, mandi, mobilisasi).

“Kedua, jamaah haji lansia dan disabilitas yang tidak bisa berjalan/pengguna kursi roda karena sakit yang memerlukan perawatan lebih lanjut (home care). Ketiga, jamaah haji lansia dan disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, stroke (sedang- berat),” kata dia.

Keempat, lajut Widi, jamaah calon haji lansia dan disabilitas yang pulang perawatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dengan kelemahan. Kelima, jamaah haji lansia dan disabilitas sesuai dengan kriteria risiko tinggi yang ditentukan petugas kloter.

Widi menyampaikan sejalan dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi seluruh jamaah haji harus memiliki smart card sebagai syarat masuk Armuzna, PPIH mengingatkan jamaah agar menyimpan dengan baik smart card tersebut.

“Pastikan tersimpan di tempat aman, untuk menghindari potensi hilang dan tertinggal, jamaah agar tidak membawa smart card miliknya saat bepergian ke luar hotel. Segera lapor ke petugas sektor bila smart card miliknya hilang untuk segera di lakukan penggantian,” katanya.

Hingga hari ke-28 operasional pemberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci, jamaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 198.273 orang yang terbagi dalam 505 kelompok terbang.

“Jumlah yang wafat 54 orang dengan rincian wafat di Embarkasi empat orang, di Madinah 16 orang, di Makkah 32 orang; dan wafat di Bandara berjumlah dua orang. Seluruh jamaah wafat akan dibadalhajikan,” katanya.

Hari ini, Sabtu 8 Juni 2024, terdapat 13 kelompok terbang, dengan jumlah 5.211 jamaah calon haji yang akan diterbangkan ke Jeddah, dengan rincian sebagai berikut:
1. Embarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 1.484 calon haji/ empat kloter
2. Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) sebanyak 1.320 calon haji/ tiga kloter
3. Embarkasi Solo (SOC) sebanyak 360 calon haji/ satu kloter.

4. Embarkasi Batam (BTH) sebanyak 450 calon haji/ satu kloter
5. Embarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 440 calon haji/ satu kloter
6. Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) Sebanyak 440 calon haji/ satu kloter
7. Embarkasi Aceh (BTJ) sebanyak 393 calon haji/satu kloter
8. Embarkasi Balikpapan (BPN) sebanyak 324 calon haji/satu kloter