Logo Header Antaranews Jateng

Ketua KPU singgung sifat-sifat tercela saat jadi Khatib Idul Adha di Semarang

Senin, 17 Juni 2024 09:34 WIB
Image Print
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo usai melaksanakan Shalat Idul Adha 1554 Hijriah di Simpanglima, Kota Semarang, Senin (17/6/2024). (ANTARA/I.C. Senjaya)
Semarang (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengatakan berkurban saat perayaan Idul Adha dimaknai bukan hanya pengorbanan materi, namun juga wujud keikhlasan.

"Berkurban berarti, sifat-sifat kebinatangan harus dikorbankan dan disembelih," kata Hasyim saat menjadi Khatib Salat Idul Adha 1554 Hijriah di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin.

Berkurban, lanjut dia, dimaknai dengan menyembelih sifat-sifat tercela manusia, seperti sombong, mementingkan diri sendiri, menganggap orang lain sebagai musuh, menyebarkan berita bohong dan fitnah, serta rakus.

Ia mengatakan sifat-sifat tercela tersebut jika dipelihara maka akan membawa ketidakstabilan dalam hidup.

"Sifat-sifat tercela ini jika dipelihara akan mengakibatkan ketidakharmonisan lingkungan," katanya.

Idul Adha, lanjut dia, mengajarkan ketenteraman dan kedamaian agar dapat direalisasikan.

Shalat Idul Adha di Simpanglima, Kota Semarang, dihadiri oleh Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyerahkan seekor sapi sebesar 1,250 ton sebagai hewan kurban untuk Masjid Baiturrahman Semarang.

Shalat id yang dilaksanakan Presiden di Simpanglima, Kota Semarang, merupakan rangkaian dari kunjungan kerja di wilayah Jawa Tengah.

Usai shalat id, Presiden dijadwalkan mengecek proyek tanggul laut yang terletak di Tambaklorok, di wilayah Semarang Utara.


 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024