Logo Header Antaranews Jateng

Padi Biosalin Semarang siap pindah tanam

Jumat, 2 Agustus 2024 07:24 WIB
Image Print
Petani sedang melakukan pindah tanah padi Biosalin di persawahan Kecamatan Tugu, Semarang, Kamis (1/8/2024). (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)
Semarang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Semarang menjelaskan bahwa padi varietas Biosalin yang merupakan hasil penelitian untuk lahan terdampak rob, lahan salin, atau sawah payau sudah siap pindah tanam.

"Alhamdulillah padi Biosalin hasil riset BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional). Padi yang ditanam atas kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan BRIN di sawah payau 21 hari lalu di Tugu sudah siap pindah tanam," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Distan Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, di Semarang, Kamis.

Setelah 21 hari penebaran benih padi telah dilakukan oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, kata dia, padi Biosalin kini siap dipindah tanam.

Ia berharap dengan berhasilnya penanaman padi varietas Biosalin di lahan tidur akibat terdampak rob ini bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan.

"Semoga bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kota Semarang," katanya.

Diakuinya, memang akan ada perlakuan khusus dalam penanaman padi Biosalin lantaran benih padi yang ditanam ini memang hasil riset BRIN, termasuk pemupukan juga menggunakan formula khusus.

"Sehingga sejak awal telah didatangkan ahli dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan peneliti yang membuat pupuknya," kata Hernowo.

Ia menjelaskan bahwa padi Biosalin yang ditebar sebagai proyek percontohan tersebut memiliki dua jenis, yakni Biosalin 1 dan 2.

"Itu kan memang sudah tebar benih 21 hari lalu. Rencana akan kita pindah tanam. Bibit yang ditebar 5 kilogram untuk jenis Biosalin 1 dan 5 kg untuk Biosalin 2," kata dia.

Untuk 5 kg benih, kata dia, bisa ditanam di sawah payau di Kecamatan Tugu seluas 2.500 meter persegi atau seperempat hektar.

"Jadi, ada demplot 0,5 hektare atau seluas 5.000 meter persegi. Dua-duanya akan ditanam disana," kata Hernowo yang juga Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Semarang itu.

Ia mengatakan setidaknya perlu waktu tanam kurang lebih 100 hari agar padi Biosalin ini bisa dipanen.

"'Pilot project'-nya disana. Makanya hasil panen kali ini akan dijadikan benih supaya bisa dikembangkan di wilayah lain. Yang jelas apa yang kami lakukan, adalah memang untuk mendorong kedaulatan pangan," katanya.

Terlebih, lanjutnya, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) akan mensertifikat benih hasil padi Biosalin di Kecamatan Tugu tersebut.

"Akan dijadikan benih dahulu, benih yang bersertifikat, karena kami memang bekerja sama dengan BPSP. Jadi, hasil panennya nanti akan dikembangkan sebagai benih untuk disebarluaskan di wilayah-wilayah salin lainnya yang memang bisa ditanami Biosalin," tutur dia.

Ia berharap penanaman benih padi Biosalin bisa berhasil dan menghasilkan jumlah padi yang berkualitas baik dan banyak.

"Mudah-mudahan bisa berhasil dan tidak mengecewakan. Karena Dinas Pertanian selain mendampingi oetani juga akan membantu mendaftarkan sertifikat benihnya ke BPSB," katanya.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024