"Metamorvoteart", kiat pacu partisipasi pemilih pemula melalui seni
Minggu, 20 Oktober 2024 11:21 WIB
"KPU Goes To Campus UIN Walisongo" ini dikemas dalam acara "Metamorvoteart" yang merupakan kolaborasi ISAI UIN Walisongo dengan KPU Jawa Tengah.
Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu (19/10/2024) di Auditorium 2 Kampus 3 diikuti oleh ratusan peserta. Acara dibuka dengan melukis bersama oleh Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Tengah yaitu Akmaliyah,S.Pd.I., M.Pd. dan Dr. H. A.Hasan Asy'ari Ulama'i, M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerja Sama, Dekan Fakultas Ushuludin dan Humaniora Dr.H. Moch.Sya’roni,M.Ag, Ketua Jurusan Ilmu Seni dan Arsitektur Islam Dr.Zainul Adzfar, M.Ag. dan Ketua Pengarah "Metamorvoteart", Abdullah Ibnu Thalhah.
Kegiatan dibuka dengan penampilan music Kiai Tampel dan Dialog Budaya dari Sudjiwo Tedjo dan Habib Husain Ja’far Al Hadar.
Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Tengah Akmaliyah,S.Pd.I.,M.Pd. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada UIN Walisongo atas kolaborasi kegiatan “Metamorevoteart”.
Kegiatan ini merupakan ikhtiar dari KPU Jawa tengah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di GenZ karena 50 persen pemilih dari kalangan GenZ.
“Sosialisasi pendidikan pemilih menjadi kewajiban KPU Jawa Tengah dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih secara kuantitatif dan kualitas. Kualitas artinya memberikan edukasi kepada pemilih agar menggunakan hak pilihnya dengan baik. Ikhtiar yang dilakukan dengan KPU Goes To Campus di UIN Walisongo. Kegiatan dilakukan beberapa hari mulai dari lomba dan puncak acara dengan dialog budaya,” pungkasnya.
Dr. H. A. Hasan Asy'ari Ulama'i, M.Ag, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama menyampaikan ucapan terima kasih kepada KPU Jawa Tengah dan membagikan tips memilih ala Walisongo.
“Wise artinya memilih sesuai kapasitas dan kompetensi dengan memperhatikan kearifan lokal. Adaptive memilih sesuai dengan adaptasi. Literate yaitu memilih butuh kemampuan dalam membaca potensi ke depan dan menulis dengan tepat serta membaca visi dan misi calon yang akan dipilih. Intelect atau cerdas, artinya ketika memilih perlu kecerdasan. Strong will artinya berdasar dengan keyakinan akan ada perubahan lebih baik, bukan asal memilih. Obidient artinya memilih adalah jalan sebagai warga negara yang baik. Nurture artinya mengasuh, memilih itu tetap menjaga dan memelihara bukan memutus silaturahmi.
Growth mindset, setelah memilih harus terus dikawal untuk kemajuan. Open mind artinya terbuka, memilih itu hak pribadi dan tidak boleh ditutupi ego,” pungkasnya.
Ketua Pengarah "Metamorvoteart", Abdullah Ibnu Thalhah menyatakan kegiatan pameran seni menjadi agenda tahunan yang sudah berlangsung selam 6 tahun. Harapannya Matamorvoteart ini menjadi wadah dialog seniman lokal dan internasional.
“ Kehadiran seniman 30 seniman lokal dan pameran 125 karya seni dari 28 negara di Walisongo Center menjadi ruang dialog seni dan budaya sekaligus menjadi ajang belajar bersama,” pungkasnya.
Ketua Jurusan Ilmu Seni dan Arsitektur Islam Dr.Zainul Adzfar,M.Ag menyampaikan Metamorvoteart "Peace, Vote & Creativity" bertujuan untuk mengajak para pemilih pemula agar menyambut pilkada dengan riang gembira.
Seperti tagline KPU Jateng "Luwih Becik Luwih Nyenengke". Melalui kegiatan ini, sosialisasi dikemas dengan menyenangkan serangkaian acara mulai dari lomba comic strip, lomba stand up comedy, perform band serta pembukaan "Metamorforsart" yang menghadirkan Habib Ja'far Al-Hadar, Sudjiwo Tedjo, dan Kiai Budi Harjono. Selain itu juga pameran lukisan 125 karya dari 28 negara yang ditampilkan di Walisongo Center. ***
Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024