BPBD Banyumas ingatkan masyarakat tetap siaga hadapi cuaca ekstrem
Senin, 18 November 2024 12:56 WIB
"Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Banyumas pada 18-20 November, sehingga masyarakat kami imbau untuk tetap waspada dan siaga," katanya di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Menurut dia, kewaspadaan dan dan kesiapsiagaan tersebut diperlukan untuk mengurangi risiko saat terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Ia mengakui cuaca ekstrem yang melanda wilayah Banyumas dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan puluhan pohon tumbang, kerusakan pada atap rumah warga, dan longsor di sejumlah lokasi.
"Seperti saat terjadi hujan yang sangat lebat disertai angin kencang pada Minggu (17/11), banyak kejadian pohon tumbang, termasuk longsor di dua titik. Kami langsung melakukan penanganan di lokasi kejadian tersebut," katanya.
Dia mengimbau masyarakat yang di halaman rumahnya terdapat pohon berukuran besar agar dilakukan pemangkasan terhadap ranting-rantingnya. "Jika pohon tersebut berisiko tumbang, sebaiknya ditebang agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar," kata Budi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stamet Ahmad Yani Semarang pada Minggu (17/11), cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada 18-20 November 2024.
Menurut dia, wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Senin (18/11) hingga Rabu (20/11) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Magelang, Surakarta, dan sekitarnya.
"Potensi cuaca ekstrem itu dipengaruhi oleh adanya wilayah pertemuan massa udara (konvergen) di timur hingga ke selatan Jateng," katanya.
Selain itu, kata dia, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan atau awan konvektif (cumulonimbus) yang menjulang hingga ke lapisan atas.
Menurut dia, kondisi labilitas udara yang kuat di wilayah Jateng dan hangatnya suhu permukaan air laut di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa menunjukkan adanya potensi penambahan massa uap air yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan.
"Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng pada tanggal 18-20 November," kata Teguh.
Baca juga: BPBD Kudus usulkan penetapan status siaga bencana alam
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024