Ini lima peraih KEHATI Award 2024
Kamis, 5 Desember 2024 15:34 WIB
Penghargaan yang diumumkan dalam Malam Penghargaan KEHATI Award 2024 secara offline dan daring di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa 3 Desember 2024 tersebut diikuti sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok swadaya masyarakat (KSM), akademisi-masyarakat ilmiah, masyarakat adat, jurnalis, generasi muda, pekerja seni-seniman, budayawan-agamawan, dan champion-local leader.
Berdasarkan tahapan seleksi sejak 1 Agustus hingga penilaian terakhir di Oktober, dewan juri menetapkan para peraih penghargaan, yakni Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan, Lampung (Kategori Forestry), Natural Aceh, Banda Aceh (Kategori Marine), Gestianus Sino, Kupang (Kategori Agriculture), Komunitas Banyu Bening, Sleman (Kategori Climate Change), dan Yogi Tujuliarto, Jakarta (Kategori Waste and Pollution).
Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan penghargaan tertinggi di bidang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di tanah air ini digelar untuk mengapresiasi upaya yang dilakukan para individu dan kelompok yang telah melakukan penyelamatan dan berusaha keras mengurangi kerusakan alam.
"Penghargaan yang diberikan sejak tahun 2000 ini adalah bentuk apresiasi terhadap upaya luar biasa dari perseorangan dan lembaga yang peduli terhadap lestarinya keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia,” kata Riki.
Lima peraih Penghargaan KEHATI Award 2024: 1. Kategori Forestry (Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan, Judul program: Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan, Lokasi: Tanggamus, Lampung).
2. Kategori Marine (Natural Aceh, judul program: Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di Alue Naga Pasca-Tsunami, Lokasi: Desa Alue Naga, Banda Aceh); 3. Kategori Agriculture (Gestianus Sino, judul program: Pertanian Organik Terintegrasi di Lahan Gersang Kupang: Menuju Kemandirian Pangan dan Kelestarian Lingkungan, lokasi: Kupang, Nusa Tenggara Timur)
4. Kategori Climate Change (Komunitas Banyu Bening, judul program: Pengelolaan dan Pemanfaatan air Hujan sebagai Sumber Air Bersih (Air Minum) Saat Ini dan Kedepan, lokasi: Sleman, D.I Yogyakarta);
5. Kategori Waste and Pollution (Yogi Tujuliarto, judul program: Karya Liputan Jurnalistik (News & Dokumenter) indepth Reporting tentang Waste & Pollution untuk Membangun Kesadaran Masyarakat dan Mendorong Solusi dari Pemangku Kebijakan. Tema utama: Belenggu Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang), lokasi: Senen, DKI Jakarta.
Para peraih penghargaan akan mendapatkan trofi tetap KEHATI Award 2024, hadiah uang Rp25.000.000 dan kesempatan mendapatkan dana hibah melalui pengajuan proposal.
Riki menjelaskan ada tiga tujuan penyelenggaraan award tersebut yakni mendorong upaya serta inovasi di bidang pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, memacu semangat dan motivasi masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, dan memberikan inspirasi dan pembelajaran dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di tingkat tapak.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan masuk salah satu dari 17 Negara Megadiversitas dunia yang secara total memiliki 70 persen keanekaragaman hayati dunia. World Economic Forum (WEF) mencatat, keanekaragaman hayati di Indonesia tertinggi nomor dua di dunia setelah Brazil.
Riki menjelaskan upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan tata guna lahan dan laut, kurangnya pemanfaatan yang berkelanjutan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim.
Keanekaragaman hayati berperan penting menciptakan keseimbangan ekosistem, melestarikan ragam budaya, mendukung pertumbuhan ekonomi, sumber penghidupan masyarakat adat, serta menyediakan jasa lingkungan yang dapat dinikmati masyarakat luas.
KEHATI, tambah Riki, mendorong solusi berbasis alam melalui pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkeadilan. Salah satu arahan strategis adalah mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan inovatif, guna menjawab masalah triple planetary crisis, menguatkan kapasitas masyarakat, serta membuka akses dan pembagian manfaat keanekaragaman hayati yang adil dan inklusif.
Apalagi di tahun 2045, Indonesia diperkirakan menjadi negara industri dan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia. Karena itu, Indonesia harus mengakar pada kekayaan sumber daya keanekaragaman hayati dan keragaman kebudayaan.
"Keanekaragaman hayati tak terbatas pada upaya konservasi, tapi bisa menjelma menjadi sumber-sumber inspirasi, pengetahuan, paradigma berpikir. Secara strategis, kami di KEHATI, berperan mengangkat inspirasi, inisiatif serta pengetahuan yang ada di masyarakat untuk menjadi pembelajaran, perbaikan kebijakan, dan pengakuan atas upaya masyarakat sipil,” kata Riki.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024