Saat petani Temanggung nikmati lonjakan harga kopi
Temanggung (ANTARA) - Panen kopi tahun ini menjadi keberuntungan bagi petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Selain harga yang tinggi, hasil panen juga meningkat sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya.
Petani kopi robusta di Temanggung meraup untung berlipat setelah harga jual kopi tahun ini naik lebih dari 300 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Harga jual kopi robusta kering (oce) tahun ini berkisar Rp73.000 hingga Rp85.000 per kilogram. Harga ini melambung hingga 300 persen jika dibandingkan dengan harga jual kopi pada tahun 2021--2022 yang hanya berkisar di antara Rp22.500 hingga Rp27.500 per kilogram.
Harga jual kopi sangat ditentukan oleh kualitas kopi itu sendiri. Jika kopi petik campur atau sering disebut dengan kopi kualitas asalan harga jual Rp73.000, namun jika petik sudah merah semua maka harga bisa di atas Rp80.000 per kilogram.
Harga tersebut belum disortir, namun kalau sudah disortir--yang jelek dan pecah sudah dipisah--maka harga bisa lebih dari itu.
Meningkatnya kualitas kopi memang tidak hanya tergantung dari proses pascapanen, namun juga sangat tergantung dari perawatan dan pemilihan benih kopi yang teliti sehingga selain kualitas, juga akan meningkatkan kuantitas saat panen raya.
Selama ini petani kopi robusta di wilayah Temanggung sudah mulai memperhatikan tata tanam dengan budi daya dan pemilihan benih yang bagus sehingga berimbas pada kualitas dan kuantitas kopi.
"Alhamdulillah dengan budi daya yang sudah kami lakukan dengan baik, perkiraan tahun ini ada peningkatan produksi sampai dengan 30 persen," kata petani kopi warga Gemawang Musiran.
Dengan budi daya yang baik maka dalam satu pohon kopi bisa menghasilkan sebanyak 10 kilogram kopi basah (kopi gelondong), bahkan bisa lebih manakala kondisi tanah, perawatan, dan pemupukan dilakukan secara berkelanjutan.
Kalau 1 hektare bisa menghasilkan antara 2 sampai 3 ton biji kopi kering.
Petani kopi warga Kledung, Tohar, mengatakan, agar petani selalu menjaga kualitas dan produktivitas tanaman karena tidak menutup kemungkinan harga kopi bakal meningkat lagi.
Untuk menciptakan sebuah rasa kopi yang berkualitas memang ada standar operasional prosedurnya sehingga tidak sembarangan untuk meningkatkan hasil petani itu harus merawat tanaman guna menghasilkan kopi yang berkualitas.
Semua upaya tersebut dilakukan petani kopi agar hasil panen mereka punya nilai tawar. Akan tetapi kalau kalau petani kopi petik sembarangan, mereka bakalan merugi karena rasa tidak enak. Memang ada tahapan untuk itu untuk menghasilkan kopi bermutu.
Saat ini petani kopi di Temanggung sedang menikmati keuntungan dari hasil panen, mengingat harga jual tinggi kopi pada panen tahun ini dan kemarin meningkat dua kali lipat.
Kopi jenis robusta yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp75.000 per kilogram, sementara untuk kopi arabika naik dari harga Rp65.000 hingga Rp70.000 menjadi Rp150.000 per kilogram.
Kenaikan harga terjadi sejak musim panen tahun 2023 karena pasokan kopi dari Vietnam dan Brasil, yang biasa membanjiri pasaran, berkurang. Selain karena tanaman terserang hama penyakit, di Vietnam petani mulai beralih ke tanaman durian.
Kebun kopi di Temanggung memiliki luas lahan sekitar 14.500 hektare, terdiri atas 12 ribu hektare kopi robusta dan 2.500 hektare adalah kopi arabika, dengan rata-rata hasil panen 1,1 ton per hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Temanggung Joko Budi Nuryanto minta petani kopi di Temanggung untuk tetap mempertahankan kualitas kopi, apalagi selama ini kopi Temanggung dikenal sebagai kopi yang mempunyai kualitas terbaik.
"Jadi, kualitas kopi harus dipertahankan, jangan sampai karena harga jual kopi saat ini mahal, petani tidak lagi peduli dengan kualitas kopinya," katanya.
Panen raya kopi robusta biasanya berlangsung sampai pada akhir bulan Juni atau Juli setiap tahunnya. Masa panen kopi cukup panjang karena petani harus menunggu merah untuk dipanen.
Meskipun harga kopi cukup tinggi, petani diminta tetap menjaga kualitas dengan memetik kopi merah.
Petani kopi harus tetap melakukan petik merah demi menjaga kualitas kopi Temanggung. Harga yang tinggi ini jangan membuat euforia terhadap masyarakat petani kopi.
Kualitas kopi harus tetap dijaga. Petani kopi jangan sampai dengan harga yang tinggi ini justru menjatuhkan para petani kopi ke depan.
Kopi robusta di Kabupaten Temanggung ditanam di dataran rendah seperti di Kecamatan Kaloran, Jumo, Candiroto, Pringsurat, dan Wonoboyo, sedangkan jenis arabika dikembangkan di dataran tinggi seperti Kecamatan Kledung.
Kopi jenis robusta dan arabika yang dibudidayakan petani di Kabupaten Temanggung kini semakin diminati oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
Produsen kopi warga Ngemplak, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung Deden Sofiudin menyampaikan selain konsumen dalam negeri, melalui pemasaran digital, pihaknya sudah merambah ke luar negeri seperti Singapura, Australia, Korea Selatan, Jerman, dan Rusia.
Bahkan saat ini para petani meraup keuntungan besar karena harga jual kopi meningkat tajam dalam 2 tahun terakhir.
Usaha yang sudah digeluti petani Temanggung sejak tahun 2016 kini membuahkan hasil karena produk kopi arabika dan robusta banyak diminati konsumen dalam negeri maupun luar negeri.
Setiap bulan rata-rata dapat menjual sampai 3 kuintal biji sangrai atau roastbean.
"Kopi Temanggung sudah punya pasar yang bagus di pasar lokal, juga sudah punya pelanggan luar negeri. Serapannya pun bagus karena memang diproduksi dengan kualitas yang bagus dan dipasarkan lewat online," katanya.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024