Logo Header Antaranews Jateng

Akademisi Unsoed: Harus ada pemutakhiran menu dalam program MBG

Senin, 6 Januari 2025 18:23 WIB
Image Print
Forkopimda Banyumas menyajikan makanan bergizi gratis kepada siswa dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di TK Pamardisiwi, Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). ANTARA/Sumarwoto

Purwokerto (ANTARA) - Dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Indah Nuraeni mengatakan harus ada pemutakhiran menu yang disajikan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.

"Harus ada pemutakhiran menu karena bisa jadi akan menimbulkan kebosanan dalam dua bulan berjalannya program, baik dari siswa yang mengonsumsi maupun dari pemasaknya, sehingga perlu adanya pendampingan sarjana gizi atau ahli gizi di setiap dapur umum MBG," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.

Kendati demikian, dia mengatakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam penyusunan menu adalah pemenuhan zat gizi seimbang, yakni sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral. dan serat.

Dalam hal ini, kata dia, untuk siswa PAUD/TK sampai kelas 3 SD dapat diberikan makan pagi karena jam sekolah berbeda dengan kakak kelasnya serta pemenuhan gizinya 20-25 persen kecukupan gizi.

"Sementara untuk siswa kelas 4 SD hingga SMA/SMK berupa makan siang dengan pemenuhan gizi 30-35 persen dari kecukupan gizi harian," kata Indah.

"Sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah yang dimulai hari ini," katanya.

Menurut dia, program tersebut dimulai dari daerah-daerah sasaran yang sudah siap dan sudah dilakukan penjajakan pada tahun sebelumnya, sehingga program MBG dilaksanakan secara bertahap.

Dalam hal ini, kata dia, Program MBG bertujuan untuk memberikan makanan yang mengandung gizi sesuai angka kecukupan gizi usia sekolah di berbagai jenjang sekolah mulai dari pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan guna memastikan para siswa mendapatkan asupan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan meningkatkan prestasi akademis.

"Hal tersebut juga sebuah harapan pemerintah saat ini untuk dapat mengurangi angka stunting dan malnutrisi yang masih menjadi tantangan besar bangsa Indonesia," kata anggota Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia itu.

Dia mengatakan pelaksanaan program MBG tersebut di bawah koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) yang bekerja sama dengan berbagai pihak terkait termasuk pemerintah daerah untuk memastikan distribusi makanan bergizi tepat sasaran.

Dalam pelaksanaan program tersebut, kata dia, setiap hari aktif sekolah masing-masing siswa akan mendapatkan satu kali makan gratis sesuai dengan jadwal.

Menurut dia, pemberian makanan bergizi tersebut dilakukan untuk memenuhi sepertiga kebutuhan kalori harian dengan manfaat yang diharapkan yaitu peningkatan kesehatan, mencukupi kebutuhan gizi, dan mencegah stunting.

"Selain jadwal pembagian, menu yang akan dibagikan juga harus diperhatikan. Menu yang akan dibagikan akan berbeda pada tiap-tiap daerah," katanya.

Menurut dia, perbedaan tersebut disebabkan menu makanan bergizi disesuaikan dengan sumber bahan makanan yang ada masing-masing daerah, yakni menggunakan bahan pangan lokal daerah tersebut.

Dia pun mencontohkan jika di daerah pantai dapat menggunakan sumber protein yang tersedia dari laut, sedangkan daerah pegunungan dapat memanfaatkan bahan pangan yang ada di wilayah setempat.

"Jika daerah tersebut merupakan penghasil susu atau banyak peternak sapi atau kambing, dapat menggunakan komoditas itu sebagai menu pelengkap. Namun jika daerah tersebut bukan merupakan daerah penghasil, susu bisa digantikan dengan bahan pangan lain yang nilai gizinya setara dengan susu, sehingga menu tiap daerah berbeda," katanya.

 

 

Baca juga: Pj Bupati: Program MBG tahap awal di Banyumas untuk anak sekolah

 

Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025