Dosen SV Undip raih medali "Best Innovative Lecturer in Education"
Semarang (ANTARA) - Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV Undip) Riza Susanti ST MT pada 24 Januari 2025 meraih penghargaan dari Undip.
Riza dinobatkan sebagai "Bronze Winner Best Innovative Lecturer in Education" atau dosen yang berprestasi dan inovatif di bidang pengajaran dalam ajang penghargaan Anugerah Capaian Kinerja Undip Tahun 2024.
Menurutnya, salah satu tantangan yang dihadapi adalah karakteristik mahasiswa Generasi Z yang memiliki pola pikir cenderung praktis, tertarik pada hal-hal yang sifatnya visual dan sangat dekat dengan teknologi. Belum lagi tantangan akan stigma negatif bahwa mata kuliah wajib Teknik Sipil sangat sulit diterima mahasiswa dan kebanyakan disampaikan dengan cara yang serius dan kaku.
Sehingga sebagai dosen saya merasa terpanggil untuk melakukan inovasi dalam penyampaian materi agar proses kegiatan belajar mengajar dapat lebih optimal.
''Menerapkan pembelajaran active learning baik melalui metode case based, problem based maupun project-based learning pada mata kuliah adalah metode pembelajaran yang saya gunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karakteristik Gen-Z yang lebih menyukai hal-hal yang sifatnya visual, membuat saya merasa lebih cocok untuk mereka menuangkan hasil survei dan analisis dalam setiap pembelajaran tersebut dalam bentuk poster, sehingga mereka bebas berkreasi dan memanfaatkan teknologi yang sangat dekat dengan keseharian mereka saat ini,'' jelasnya Selasa (4/2/2025).
Selain menerapkan metode problem based, dia juga menerapkan metode case-based learning pada hampir semua mata kuliah wajib ketekniksipilan yang saya ampu. Penggunaan kasus nyata atau simulasi berbasis data atau masalah riil di lapangan untuk kemudian mahasiswa analisis, mencari solusi dan mengambil keputusan akan memberikan proyeksi yang lebih nyata terhadap dunia kerja nantinya.
''Sebagai contoh pada mata kuliah rekayasa pondasi saya menerapkan case-based learning, di mana setelah mendapatkan penjelasan materi yang cukup sebagai bekal menyelesaikan masalah, mahasiswa diberikan data tanah yang merepresentasikan kondisi di suatu proyek lalu diminta untuk merencanakan pondasi di lokasi proyek tersebut. Penggunaan data tanah riil di lapangan bukan kasus rekaan sengaja dipilih untuk memberikan pengalaman belajar nyata mahasiswa dalam merencanakan sebuah pondasi," ujar alumnus S-1 dan S-2 Teknik Sipil Universitas Diponegoro tersebut.
Selain itu, Riza Susanti juga menerapkan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Pada mata kuliah ini mahasiswa diminta menganalisis apakah sebuah ruas jalan layak atau sudah tidak layak digunakan melalui project traffic counting. Mata kuliah ini hadir dilengkapi dengan mod yang digunakan sebagai panduan mahasiswa dalam mengerjakan proyek rangkaian terbagi menjadi beberapa tahap yang diawali dengan responsi atau penjelasan tentang apa dan bagaimana project akan dilakukan, selanjutnya selama 2 minggu mahasiswa akan terjun langsung di jalan untuk melakukan traffic counting. Pada pertemuan berikutnya mahasiswa melakukan konsultasi dan diskusi analisis data lalu ditutup dengan penyusunan laporan dan presentasi project.
Penerapan PjBL pada mata kuliah rekayasa lalu lintas akan memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk menganalisis kondisi sebuah jalan di sekitar dan menemukan solusi atas permasalahan yang ada pada jalan tersebut berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan.
"Selain menerapkan active learning dalam mengajar baik melalui metode case based, problem based maupun project-based learning pada mata kuliah. Sejak tahun 2020, saya aktif melakukan inovasi dalam mengajar, seperti memanfaatkan media daring kekinian untuk berdiskusi di kelas seperti jamboard, Kahoot maupun padlet. Atau mengadaptasi materi kuliah ke dalam medium lain seperti games online maupun cerita bergambar seperti komik yang biasanya saya berikan sebelum mulai kelas untuk memantik semangat dan rasa senang mahasiswa terhadap materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Beberapa games saya buat dan biasanya disampaikan sebelum atau pada saat kelas baru dimulai, tujuannya adalah untuk menarik minat mahasiswa dalam belajar," tambah Riza Susanti.
Lebih lanjut Riza Susanti memaparkan ada kalanya kita ingin tahu seberapa pemahaman mahasiswa akan sebuah materi yang telah diajarkan, maka dilakukan evaluasi melalui interaktif quiz seperti Kahoot ataupun berupa games lain seperti teka-teki silang yang sudah dirinya siapkan.
Selain aktif melakukan inovasi pada pembelajaran di kelas, saat ini dengan mengusung semangat merdeka belajar, Riza Susanti memiliki akun youtube pribadi Riza Susanti yang berisi materi kuliah maupun tutorial akademis seperti bagaimana cara menulis karya ilmiah, atau menggunakan Mendeley, termasuk aktivitas kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan.
"Saat ini, kanal youtube saya telah memiliki lebih dari 8.000 subscribers dengan lebih dari 120 video yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh siapa saja dan kapan saja khususnya mahasiswa Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
Ke depan inovasi di bidang pengajaran akan terus saya lakukan, termasuk upaya-upaya untuk mengadaptasi materi teknik sipil yang “berat dan kaku” ke dalam medium lain yang lebih ringan dan mudah diterima oleh generasi-generasi masa kini tanpa mengubah, mengurangi atau menghilangkan inti materi tersebut" ujarnya.
Sebagai penutup perbincangan, ada sebuah quote yang selalu Riza Susanti ingat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi mahasiswa yaitu “Teacher plant seeds, that grow forever” keep inspiring!. (Guru atau dosen menanam benih yang akan tumbuh selamanya. Teruslah Menginspirasi). ***
Pewarta : KSM
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2025