Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Semarang prioritaskan pendidikan-infrastruktur meski ada efisiensi anggaran

Selasa, 18 Maret 2025 21:27 WIB
Image Print
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti dan wakilnya, Iswar Aminuddin, saat Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD 2025-2029, di Semarang, Selasa (17/3/2025). (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)

Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang memastikan bahwa pengembangan pendidikan dan pemerataan pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas meski harus melakukan efisiensi anggaran.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Selasa, menegaskan komitmennya agar pendidikan di ibu kota Provinsi Jawa Tengah bisa merata dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Pendidikan harus merata. Kami memilih untuk membantu lebih banyak anak dari pada membangun satu sekolah yang hanya dinikmati segelintir orang," katanya, saat Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD 2025-2029.

Oleh karena itulah, Pemkot Semarang mengalihkan anggaran pembangunan sekolah baru ke program beasiswa bagi siswa tidak mampu di sekolah swasta.

Selain sektor pendidikan, ia menegaskan jika pemerataan pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas utamanya bersama Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin dalam memimpin Kota Semarang lima tahun ke depan.

"Kemarin ada yang bertanya kenapa anggaran infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan turun. Ini karena APBD murni 2025 masih berdasarkan kebijakan sebelumnya sehingga kami perlu melakukan penyesuaian," katanya.

"Infrastruktur tetap jadi prioritas utama. Saya paham ada yang merasa jalan di lingkungannya penting, tapi begitu juga dengan saudara kita di Ngaliyan, Rowosari, Genuk, dan Tugu. Semua butuh perhatian. Maka kami akan memastikan pembangunan jalan, drainase, dan selokan dilakukan secara merata," tegasnya.

Selain itu, mantan Wakil Ketua Komisi X DPR RI tersebut menekankan pentingnya kebersihan sebagai faktor penunjang pertumbuhan ekonomi.

"Semarang Bersih bukan sekadar slogan. Pariwisata, perdagangan, dan jasa berkembang jika kota ini nyaman dan tertata. Oleh karena itu, resik-resik harus menjadi budaya bersama," katanya.

Pada kesempatan itu, Agustina menegaskan bahwa RPJMD bukan sekadar dokumen anggaran, tetapi peta jalan pembangunan Kota Semarang selama lima tahun ke depan.

"Kami ingin memastikan bahwa RPJMD ini menjadi karya yang dipahami dan diamini oleh seluruh masyarakat. Semarang memiliki visi inklusif, tidak boleh ada yang tertinggal," katanya.

Menurut dia, RPJMD bukan barang mati dan tetap terbuka untuk diskusi sehingga meminta jika memang ada masukan atau saran untuk bisa menyampaikan.

"Silahkan sampaikan masukan, baik tertulis maupun melalui diskusi dengan saya, Pak Iswar, Pak Sekda, dan tim Bappeda. Semua ini harus menjadi rancangan yang hidup dan menjawab tantangan nyata di masyarakat," ujar Agustina.

Kegiatan dilanjutkan dengan seremoni Kick off pembangunan Kota Semarang tahun 2025-2030, diskusi panel, tanya jawab dan penandatanganan berita acara konsultasi publik sebagai komitmen bersama dalam merancang masa depan Kota Semarang yang lebih maju, inklusif, dan berkeadilan.

Turut hadir berbagai elemen, termasuk Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Ketua DPRD Kota Semarang, Wakil Wali Kota, serta akademisi dan tokoh masyarakat.

Sebagian peserta hadir secara daring yang diharapkan dapat semakin memperluas keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan kota.



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025