Logo Header Antaranews Jateng

Samuel Wattimena: Jangan kerdilkan kesenian dengan urusan duit

Minggu, 23 Maret 2025 15:59 WIB
Image Print
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel Wattimena berbincang dengan pemilik Galeri Semarang Chris Dharmawan, di Semarang, Minggu (23/3/2025). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel Wattimena mengingatkan jangan sampai kesenian maupun kebudayaan dikerdilkan dengan faktor ekonomi semata, yakni urusan duit.

"Jangan selalu mengaitkan kebudayaan atau seni ini dengan ekonomi," katanya usai bertemu dengan sejumlah kalangan seniman kontemporer di Galeri Semarang, Minggu.

 

Memang, katanya, ada sektor ekonomi kreatif, tetapi jangan kemudian mengerdilkan kesenian, apalagi kebudayaan dengan aspek ekonomi.

"Bahwasanya ada ekonomi kreatif ini kemudian mengembangkan kesenian itu sendiri. Tapi, kesenian adalah kesenian, apalagi kebudayaan. Jadi, jangan dikerdilkan dengan dia jadi duit enggak, dia berapa harganya?" katanya.

Menurut dia, kesenian maupun secara luas kebudayaan harus menjadi inspirasi dalam berbagai sektor kehidupan, apalagi seiring dengan perubahan yang terus menerus terjadi.

"Nah, ini yang menurut saya pemerintah harus berperan serta. Ya, jangan otoriter, jangan lakukan penindasan, karena kebudayaan ini harus bergerak. Yang akhirnya akan membentuk kutub-kutubnya sendiri," kata perancang busana itu.

Dalam pertemuan itu, Samuel melihat bahwa seni sebagai bagian yang memberikan semangat kehidupan dari berbagai beban yang dihadapi sehari-hari.

"Kita, orang-orang yang di bidang seni ini bisa menyumbangkan sesuatu dalam hal spirit. Pak Chris (pemilik Galeri Semarang, red.) bercerita jangan mengecilkan masalah kebudayaan ini hanya soal seni. Karena, kebudayaan ini jauh lebih luas," katanya.

Pemilik Galeri Semarang Chris Dharmawan menyampaikan bahwa kebudayaan adalah satu manifestasi dari daya pikir manusia yang diwujudkan dalam ide dan tindakan, termasuk karya-karya seni.

"Jadi, banyak faktor kebudayaan yang terlupakan, misalnya ngomong soal agama, soal politik, kemudian soal cara hidup pakaian, bahasa, makanan, kemudian arsitektur, seni. Nah itu semua adalah bagian dari kebudayaan," katanya.

Sementara itu, seniman kontemporer, Rudy Murdock mengatakan bahwa seni harus menginspirasi banyak hal, sebagaimana falsafah yang dipegangnya, yakni no art, no future.

"Seni itu harus menginspirasi. Artinya, menginspirasi banyak hal, untuk membuat perubahan. Tentu saja berubah dari yang buruk menjadi yang lebih baik. Itu harapan ke depannya, memang harus, negara ini harus menjadi lebih baik," katanya.


Baca juga: Samuel Wattimena: Jadikan kebudayaan lokal sebagai inspirasi fesyen

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025