
Mensos targetkan keluarga prasejahtera segera terlepas dari bansos

Solo (ANTARA) - Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menargetkan keluarga prasejahtera segera tergraduasi dari program bantuan sosial (bansos) pemerintah.
"Saya dan pak Wamensos diberi tugas presiden untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Khususnya bagaimana keluarga sejahtera terus meningkat, bukan menurun tapi meningkat," katanya saat menemui keluarga penerima manfaat (KPM) di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Oleh karena itu, ia berharap agar keluarga prasejahtera dapat meningkat menjadi keluarga sejahtera.
"Dengan didampingi oleh pendamping, KPM ini dijaga dan diarahkan bukan lagi dapat bantuan sosial tapi bantuan modal, dibuat mandiri lewat program pemberdayaan," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap agar KPM tidak terlalu lama menjadi penerima bansos namun bisa tergraduasi menjadi keluarga sejahtera sehingga tidak lagi bergantung pada bansos untuk kehidupan sehari-hari.
Pihaknya mencatat hingga saat ini program bansos yang masuk ke Solo, untuk penerima sembako dengan nominal Rp200.000/bulan ada sebanyak 39.497 keluarga, sedangkan program keluarga harapan (KPH) ada sebanyak 19.763 penerima dengan total nominal penyaluran Rp54 miliar.
Untuk penerima bantuan dari kalangan yatim piatu sebesar Rp2 miliar/tahun dengan penerima sebanyak 793. Sedangkan kelompok lansia terlantar di atas 74 tahun jumlah penerimanya sebanyak 56 KPM dengan total penyaluran Rp660 juta/tahun.
"Totalnya ada Rp153 miliar setiap tahun. Kemudian ada 178.654 jiwa yang dapat bantuan iuran BPJS Kesehatan atau PBI total Rp90 miliar," katanya.
Melihat data tersebut, ia berharap setiap pendamping setiap tahunnya dapat menggraduasi minimal sepuluh keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera.
"Sehingga mereka menjadi keluarga yang lebih berdaya, mandiri, dan lebih sejahtera. Kami komitmen melakukan integrasi program antara Kemensos, Pemprov, dan Pemkot Surakarta. Insya Allah lebih terukur. Kami berkeliling untuk semangat graduasi," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025